Jumat, 18 Maret 2011

Hubungan Aktivitas Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar IPS Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA 5 Banjarmasin


1.      Judul Tentatif        : Hubungan Aktivitas Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar IPS Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA 5 Banjarmasin
2.      Mahasiswa                        :
a.       Nama                           Chairani
b.      NIM                            A1A408219
c.       Jenis Kelamin              Laki-laki
3.      Lokasi Peneltian    : SMAN 5 Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
4.      Lama Penelitian    : 6 Bulan

 










                                                                                                                Banjarmasin, Desember 2010
                                                                                                 Mahasiswa

                                                                                                   Chairani






I.                   Judul Tentatif: Hubungan Aktivitas Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar IPS Sosiologi Siswa Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2010/2011 SMA 5 Banjarmasin

II.                Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dimana individu diberi pertolongan untuk mengembangkan kemampuan bakat dan minat yang dimilikinya, sehingga pendidikan mempuyai peran penting dalam negara karena dengan pendidikan yang tinggi tentunya negara tersebut dapat diaktakan negara yang maju. Pentingnya peran pendidikan bagi suatu negara mengharuskan pemerintah berupaya agar semua rakyat indonesia memiliki pendidikan yang tinggi.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan  (Muhibbin Syah, 2004: 10)
Salah satu komponen pendidikan yang harus diperhatikan adalah sekolah. Sekolah sebagai pendidikan formal merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mampu memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang tinggi bagi para lulusannya. Hal ini bertujuan agar mereka mampu melaksanakan peranannya di masa yang akan datang. Selain pendidikan formal, ada pendidikan non formal dan pendidikan formal. Pendidikan non formal adalah semua bentuk pendidikan yang diselengarakan dengan sengaja, tertib, dan berecana, di luar kegiatan persekolahan seperti pendidikan masyarakat, keolahragaan dan pembinaan generasi muda. Sedangakan pendidikan informal adalah pendidikan  yang terutama berlangsung di tengah keluarga dan juga bisa berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu. Pendidikan non formal dan informal juga memiliki peranan yang cukup penting dalam melaksanakan pendidikan, terutama memiliki peranan yang cukup penting dalam melaksanakan pendidikan, terutama untuk memecahkan maslah yang akan dihadapi siswa saat berada masyarakat nanti.
Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental, sehingga para ahli banyak yang merumuskan mengenai pentingnya proses belajar untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.
Dalam proses belajar tidak bisa hanya mengandalkan pada kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah untuk bisa mendapatkan hasil belajar yang optimal, tetapi juga harus belajar di luar jam sekolah yaitu di rumah karena waktu siswa lebih banyak dihabiskan di rumah.
Syaiful Bahri Djamarah (2008:63) mengenai belajar di rumah mengatakan agar setelah sekolah siswa mengurangi kembali bahan pelajaran di rumah, hal ini dilakukan karena tidak semua yang dijelaskan guru terkesan dengan baik. Pengulangan bertujuan agar kesan yang masih samar-samar menjadi terkesan dan tergambar jelas dan dalam ingatan, melatih daya-daya jiwa, dan membentuk responsyang benar. Tanpa pengulangan, informasiyang diterima di sekolah akan hilang karena daya ingat kerja sifatnya terbatas.
Namun kenyataan berdasarkan fakta dilapangan prestasi mata pelajaran sosiologi siswa SMA 5 Banjarmasin bisa nilai baik, bahkan mayoritas prestasi belajar mata pelajaran sosiologi berdasarkan raport siswa SMA NEGERI 5 Banjarmasin seperti yang ditunjukkan tabel 1 di bawah ini.


Tabel 1
Nilai Rata-rata Kelas XI IPS SMA NEGERI 5 Banjarmasin pada Mata Pelajaran Sosiologi
Kelas
Rata-rata
Kriteria
XI IPS 1
XI IPS 2
XI IPS 3
68,53
61,94
71,42
Baik
Sedang
Baik
Rata-rata
67,30
Baik
  Sumber : Data SMA Negeri 5 Banjaramsin
Berdasarkan tabel di atas, menimbulkan suatu pertanyaan mengapa prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 5 Banjarmasin baik.
Sebenarnya meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 5 Banjarmasin tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalkan menciptakan interaksi guru dan murid yang baik, menciptakan cara penyajian guru mengajar yang baik, menciptakan suasana keluarga yang baik, memberikan sarana dan prasarana belajar dan lain sebagainya.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai prestasi belajar yang optimal salah satu harus yang kegiatan belajar di rumah atau waktu di luar jam pelajaran sekolah.





III.             Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalahdi atas, maka indentifikasi masalah pada penilitian ini adalah sebagai berikut:
Adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam proses belajar siswa. Sebagai mana disebutkan di atas bahwa prestasi belajar sosiologi siswa SMA NEGERI 5 Banjarmasin.
Menurut Roestiyah (1986:151) mengatakan bahwa, ”Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, ” faktor-faktor tersebut adalah :
A.    Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman,kemampuan,minat dan sebagainya.
B.     Faktor eksternal ialah faktor yang timbul dari luar diri anak, diantaranya kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.
Selain faktor eksternal yang bersifat pisik tersebut diatas, Roestiyah mengelompokkan faktor eksternal lainnya menjadi.
A.    Yang datang dari sekolah, seperti interaksi guru dan murid, cara penyajian, hubungan antar murid, standar pelajaran di atas ukuran, media pendidikan, waktu sekolah, keadaan gedung, pelaksanaan disiplin, metode belajar, tugas rumah.
B.     Yang datang dari masyarakat, seperti media massa, teman bergaul, kegiatan lain. Cara hidup lingkungan.
C.     yang datang dari kelurga, seperti cara mendidik, suasana kelurga, pengertian oarang tua, keadaan sosial ekonomi kelurga, latar belakang kelurga.
Berdasarakan Indentifikasi di atas, maka rumusan masalah dalam penilitian ini adalah :
1.      Bagaimana aktivitas belajar siswa di rumah?
2.      Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Banjaramasin ?
3.      Apakah ada hubungan aktivitas belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Banjarmasin?


IV.             Tujuan Penilitian
Penilitian ini dilaksanakan dengan tujuan:
1.      Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di rumah
2.      Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Banjaramasin.
3.      Untuk mengetahui hubungan belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Banjarmasin


V.                Kegunaan Penilitian
Manfaat yang diharapkan dalam penilitian ini adalah:
1.      Secara Teoritis
Diharapakan dengan adanya penilitian ini dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai hubungan aktivitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa dan sebagai bahan masukkan bagi mahasiswa yang berminat meenindak lanjuti penelitian ini dengan mengambil kancah penilitian yang berbeda dan dengan sampel yang lebih banyak.
2.      Secara Praktis
a.       Bagai Kepala Sekolah, sebagai bahan pertimbangkan untuk meningkatkan mutu pendidkan dan memaksimalkan peningkatan prestasi belajar siswa sebagai peserta didik.
b.      Bagi guru bidang studi, khususnya guru IPS Sosiologi sebagai bahan masukkan agar lebih dapat memahami anak didiknya dan memberikan pengarahan dalam belajarnya dengan memperhatikan pentingnya fasilitas belajar siswa yang cukup bagi prestasi belajar siswa.
c.       Bagi orang tua, sebagai bahan masukan agar lebih memberikan perhatian dalam proses belajar baik anak di rumah dengan dapat mendampangi anak dalam mengulangi pelajaran yang ada di sekolah lalu di pelajari di rumah.
d.      Bagi siswa, dapat membantu memecahkan masalah yang hadapi siswa dalam belajar, khususnya yang berhubugan dengan kegiatan belajar di rumah.


VI.             Deskripsi Teori
1.      Pengertian Akitivitas
Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (Haditono dkk., 1983). Lawan aktivitas adalah non-aktivitas yang artinya tidak melakukan aktivitas apapun. Dalam penelitian kali ini, pengertian aktivitas lebih cenderung pada melakukan kegiatan untuk aktif dalam berorganisasi.
Kegiatan berorganisasi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, yang meliputi aktivitas berorganisasi ekstrakurikuler dan intra.
Teori aktivitas beranggapan bahwa aktivitas sosial merupakan esensi kehidupan manusia (Haditono, dkk. 1983). Sebegitu pentingnya aktivitas sosial sehingga banyak sedikitnya aktivitas sosial tersebut ikut menentukan apakah seseorang dapat bahagia atau tidak.
2.      Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dimayati dan Modjiono (2002: 17) menjelaskan bahwa belajar adalah kegiatan dan merupakan peristiwa yang dilakukan sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dilihat dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru.
Menurut Oemar  Hamalik (2003: 27) perbuatan belajar adalah modifikasi atau memperteguh atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experienching)”. Menurut pengertian ini, perbuataan belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempngaruhi belajar mempuyai banyak jenis, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dan faktor ekstern mempuyai pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar yang dilakukan.
Slameto (2003: 54-71) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam seperti jasmani, psikologi dan kelelahan. Sedangkan faktor luar seperti, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor dari dalam diri:
a.       Faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh
b.      Faktor psikologis, meliputi: intelegasi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c.       Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Faktor dari luar diri:
a.       Faktor keluarga seperti cara orang tua pendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang keluarga.
b.      Faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pejarandi atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c.       Faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat. Media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
4.      Pengertian Prsetasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 201) hasil belajar (prsetasi belajar) adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Sedangakan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 210) prestasi belajar adalah penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai peserta didik berupa hasil belajar yang berbentuk pereubahan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Muhibibin Syah (2004: 142) prestasi belajar adalah hasil dari belajar yang telah dievalusi atau proses penilian untuk mengetahui atau mengambarkan tingkat usaha siswa atau prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dengan kreteria yang ditetapkan.
Prestasi belajar menurut Mulyono Abdurraham (2003: 37-39) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yaitu suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang telatif menetap dan anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
Daryanto (2008: 207-209) menyatakan bahwa ada beberapa alternative skala pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Di antara skala-skala pengukuran tersebut ialah:
a.       Skala bebas yaitu yang tidak tetap. Adakalanya skor tertinggi 20, 25, atau 50, tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dari skalayang digunakan tidak selalu sama.
b.      Skala 1-10, pada umumnya guru memberikan angka tertinggi adalah angka 10 dan jarang memberikan angka pecahan, misalnya 5,5. Angka 5,5 akan dibulatkan menjadi 6.
c.       Skala 1-100, untuk skala 1-100 guru memberikan angka tertinggi adalah 100. Nilai 5,5 dalam skala 1-10 biasanya dibulatkan menjadi 6, tetapi dalam skala 1-100 ini boleh dituliskan dengan angka 55.
d.      Skala huruf, yaitu skala pengukuran dengan mengunakan huruf A, B, C, D, dan E dengan kriteria angka yang sudah ditentukan.


VII.          Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, aktivitas belajar di rumah yang akan diteliti adalah kegiatan siswa dalam belajar di rumah dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi. Dalam belajar di rumah, siswa di pengaruhi adanya beberapa motivasi yang mendasar dalam melakukan kegiatan belajar di rumah di antara lain dari dorongan orangtua dan adanya fasilitas dalam belajar untuk membantu dalam mengulung bahan pelajaran yang diperoleh di sekolah dalam rangka mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga tercapai prestasi belajar yang optimal, adanya kegiatan belajar di rumah merupakan faktor yang mempengaruhi siswa untuk memperoleh prestasi yang baik. Kegitan belajar di rumah dilihat dari proses belajar, kenyamanan, kemanfaatantannya bagi siswa itu sendiri.
`Kerangka pemikiran dalam penilitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 1
Kerangka pemikiran
Proses Belajar
   


Prestasi Belajar
Aktivitas Belajar di Rumah
Kenyamanan
Kemanfaatan
 










VIII.       Hipotesis Penilitian
Berdasarkan urain kerangka pemikiran dan penjelasan di atas, maka hipotesisnya adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara akitivitas belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS Sosiologi siswa kelas XI SMA 5 Banjaramasin


IX.             Metode Penilitian yang Digunakan
Metode merupakan tata cara untuk melakukan sesuatu agar mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini untuk mencpai keberhasilan, suatu penilitian harus memiliki suatu metode untuk mencapai suatu tujuan. Dan dalam penelitian dibuat suatu pelaksanaan yang disebut dengan metode penilitian.
Metode penilitian juga disebut dengan rancagan penilitian. Rancangan penilitian merupakan suatu strategi mengatur latar penilitian agar peniliti memperoleh data yang  valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penilitian.
Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode deskriptif asosiatif sekaligus tehnik kuantitatif. Metode penilitian ini dipilih bertujuan untuk mendeskripsikan (menggambarkan) apa yang diteliti sesuai dengan kondisi riil yang terjadi di lapangan. Pada penilitian ini akan digambarkan secara sistematis hubungan aktivitas  belajar di rumah dengan prsestasi belajar IPS Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 5 Banjarmasin dengan berpedoman pada data yang diperoleh dari penilitian lapangan atau hasil kuesioner dengan menggunakan data statistik.


X.                Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempuyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugioyono, 2009: 80). populasi dalam penilitian ini adalah seluruh siswa XI SMA Negeri 5 Banjaramsin yang terdiri dari tiga kelas . secara keseluruhan jumlah subjek penilitian yaitu subjek penilitian yaitu sebanyak 104 orang siswa

Tabel 2
Penyebaran Populasi Siswa Kelas XI IPS Sosiologi SMA Negeri 5 Banjarmasin
Jenis Kelamain
XI IPS I
(Orang)
XI IPS II
(Orang)
XI IPS III
(Orang)
Total
(Orang)
Laki-laki
Perempuan
17
17
20
14
12
24
49
55
Jumlah
34
34
36
104
 Sumber: SMA Negeri 5 Banjarmasin
2.      Sampel
Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Menurut S. Arikunto (1996 : 117) yang dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan (mengangkat kesimpulan) hasil penelitian sampel.
Sampel jenuh adlah tehnik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009: 85). Dalam penilitian ini, dimana peniliti memutuskan untuk mengambil seluruh populasi dengan tujuan ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, yaitu sebanyak 104 orang siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Banjarmasin yang terdiri-dari tiga kelas yaitu XI IPS 1`, XI IPS 2, XI IPS 3.


XI.             Instrumen Penilitian
Sugiyono (2009: 38) menjelaskan bahwa variebel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipeljari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel bebas yaitu aktivitas belajar di rumah dan 1 variabel terikat yaitu prestasi belajar IPS Sosiologi siswa di SMA Negeri 5 Banjarmasin. Untuk m,engetahui arah hubungan kedua variabel tersebut digunakan uji statistik berdasarkan data-data yang diperoleh dari responden dengan indikator-indikator yang ada.
Untuk menghindari timbulnya beberapa penafsiran dan perbedaan dalam memahami maksud dari penilitian ini, maka perlu dibuat suatu batasan atau Pedefinisian dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.      Aktivitas belajar di rumah adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar
2.      Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu
3.      Prestasi belajar IPS Sosiologi adalah hasil dari akitivitas belajar siswa yang diperolehnya dari beljar IPS Sosiologi yang telah dievaluasi atau dilakukan proses penilaian dan dari hasil evaluasi atau penilian tersebut diungkapkan melalui angka dan huruf.
Tabel 3
Operasional Variebel
NO
Variabel
Indikator
1.
Variabel Bebas (X)
Aktivitas belajar siswa di rumah
a.       Proses belajar
1)      Membaca
2)      Menulis
3)      Mendengarkan
4)      Berbicara
b.      Kenyamana
1)      Menggunakan ruang belajar pada saat belajar
2)      Belajar di ruang yang bersih dan rapi
3)      Belajar di ruang belajar yang cukup luas
4)      Mengunakan meja belajar
5)      Mengambil alat tulis menulis pada saat beljar
6)      Kemudahan mengunakan komputer
7)      Menggunakan cahaya lampu dalam belajar
8)      Belajar di lingkungan tempat tinggal
9)      Belajar kerana tidak adak suara-suara yang mengganggu
c.       Kemanfaatan
1)      Membaca buku IPS Sosiologi dalam 1 minggu
2)      Membaca buku IPS Sosiologi 3 kali dalam 1 minggu
3)      Penggunaan ruang belajar
4)      Kebiasaan penggunaan ruang belajar dalam 1 minggu
5)      Adanya alat tulis menulis
6)      Penggunaan kalkulator
7)      Penggunaan komputer dalam tugas-tugas
8)      Dengan adanya jadwal belajar
9)      Dari lingkungan tempat tinggal
2.
Variabel Terikat (Y)
Prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Sosiologi
/Nilai rapor IPS Sosiologi siswa Kelas XI IPS Semester 1

 
XII.          Tehnik Pengumpulan Data
1.      Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya (Arikunto Suharsimi, 2002: 206). Dokumentasi disebut juga dengan data skunder.
2.      Angket
Angket (questionaire) yaitu suatu alat untuk mengumpulkan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden (S. Margono, 2003: 167). Angket disebut juga dengan data primer.
Angket yang dibuat oleh peniliti adalah angket langsung dengan jenis angket berstruktur (angket tertutup) dimana jawaban telah ditentukan dan responden hanya tinggal menentukan pilihan jawabannya terhadap aktivitas belajar di rumah tersebut dengan indikator penilaian yang diukur dengan cara memberi bobot skor pada setiap pertanyaan.
Penilaian terhadap bentuk dara yang diperoleh melalui angket/kuesioner diukur dengan mengunakan skala lima tingkat (likert). Untuk variabel aktivitas belajar siswa di rumah, kelima penilaian tersebut masing-masing diberi bobot :
a.       Jawaban Sangat setuju diberi bobot               5
b.      Jawaba setuju diberi bobot                             4
c.       Jawaban ragu-ragu diberi bobot                      3
d.      Jawaban tidak setuju diberi bobot                  2
e.       Jawaban Sangat tidak setuju diberi bobot      1
Untuk menilai skala aktivitas belajar siswa di rumah dilihat dari dari kepositifan dan kenegatifan pernyataannya
a.       Apabila pertanyaan positif maka diberikan penilaian sebagai berikut:
1)      Sangat setuju                     5
2)      Setuju                                4
3)       Ragu-ragu                        3
4)      Tidak setuju                      2
5)      Sangat tidak setuju           1
Data yang akan dikumpulkan melalui angket yang disusun berdasarakan variabel yang ingin diketahui yakni mengacu pada data variabel bebas mengenai aktivitas belajar siswa di rumah yaitu tentang proses belajar, kenyamanan, dan kemanfaataanya.


XIII.       Analisis Data
Untuk pengolahan data yang diperoleh secara kuantitatif dari kuesioner, maka setiap jawaban yang telah diberi bobot dan kemudian dikelompokkan dalam dua golongan yaitu skor X dan skor Y.
Untuk menguji benar tidaknya hipotesa, digunakan suatu kriteria uji statistik chi kuadrat (X )
Rumusan chi kuadrat (X )adalah sebagai berikut.
X  =
Dimana :
X = Chi Kuadrat
Fo = frekwensi yang diobservasi
Fe = frekwensi yang diharapkan
Keputusan :
Ho diterima apabila :
Ho ditolak apabila :
Untuk menghitung koefisien korelasi, antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dengan perhitungan sebagai berikut :
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel








XIV.       Jadwal Penilitian
No
Fase
Kegiatan
Bulan
1
2
3
4
5
6
1.
Persiapan
a. Menelaah Keperpustakaan
b. Menyusun Usulan Penelitian
c. Seminar Usulan Penelitian
d. Perbaikan Usulan Penelitian










2.
Pengumpulan Data
a.   Penyebaran Kuesioner
b. Pengumpulan Data Skunder






3.
Pengolahan Data
Pengolahan dan analisis data






4.
Penulisan Laporan
a.   Penulisan Laporan Skrifsi
b.   Bimbingan Skrifsi






5.
Ujian
a.   Ujian Skrifsi
b.   Perbaikan Skrifsi






6.
Penyerahan Skrifsi
a.   Penggandaan Skrifsi
b.   Penyerahan Skrifsi












XV.          Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Eduktif, PT Rineka Cipta, Jakarta

Hadi, Sutrisno, 1997. Seri Program Statistik Manual SPS Paket MIDI, Edisi: Prof.Sutrisno Hadi UGM

Hamlik, Oemar, 2003. Proses Belajar Mengajar,, Bumi Aksara, Jakarta.

Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sugioyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta Bandung, Bandung.

Syah, Muhibbin, 2004. Psikologi Belajar, PT Raja Grafindo, Jakarta.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates