Minggu, 20 Maret 2011

Bimtek dan diskusi PTK




 






MAKALAH PRASARAN ILMIAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 DAN PROBLEMATIKANYA


                  Oleh :
          
              Chairun Subhi
                      PEMBINA TK.I / IVB
    NIP 19590613 198703 1 006
         
Disampaikan pada Seminar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
SMA/MA Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009
                               Pada Hari Rabu, tanggal 18 Nopember 2009




PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS PENDIDIKAN
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
TAHUN 2009







MAKALAH SEMINAR
 (PRASARAN ILMIAH)
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
TAHUN 2009



 








dengan judul

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PROBLEMATIKANYA

Oleh :
 CHAIRUN SUBHI
PEMBINA TK.I / IVB
NIP 19590613 198703 1 006

Telah diseminarkan dalam Seminar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009
di SMA Negeri ALALAK pada HariRabu tanggal 18 Nopemberi 2009.


Alalak,  18 Nopember 2009.
Ketua Pelaksana,



AGUS SUWARNI ISYRA, S.Pd
NIP  19750806 200312 1 004



DAFTAR BACAAN/RUJUKAN
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi,  2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara Jakarta.

Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan, Proyek Pengembangan Sistem Standarisasi  dan Profesi Tenaga Kependidikan Menengah Dikdasmen Tahun 2001
            Petunjuk Praktis Pengembangan Profesi Bagi Jabatan Fungsional Guru.

Enok. 2006, Materi Diklat Jenis Karya Tulis Ilmiah Dirjen PMPTK JAKARTA
Kardiawarman, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah dalam Pelatihan KTI bagi Guru Golongan IVA se Kalimantan Selatan di LPMP Banjar Baru.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 025/O/1995 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Nana Sudjana, 2005, Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Rochiati Wiriaatmadja, 2005, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Bandung : Rosda.












MAKALAH PRASARAN ILMIAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 DAN PROBLEMATIKANYA


                  Oleh :
          
              Chairun Subhi
                      PEMBINA TK.I / IVB
    NIP 19590613 198703 1 006
         
Disampaikan pada Seminar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
SMA/MA Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009
                               Pada Hari Rabu, tanggal 18 Nopember 2009




PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS PENDIDIKAN
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
                             TAHUN 2009









MAKALAH SEMINAR
 (PRASARAN ILMIAH)
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
TAHUN 2009




 








dengan judul

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PROBLEMATIKANYA

Oleh :
 CHAIRUN SUBHI
PEMBINA TK.I / IVB
NIP 19590613 198703 1 006

Telah diseminarkan dalam Seminar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009
di SMA Negeri ALALAK pada HariRabu tanggal 18 Nopemberi 2009.


Alalak,  18 Nopember 2009.
Ketua Pelaksana,



AGUS SUWARNI ISYRA, S.Pd
NIP  19750806 200312 1 004



Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kekuatan lahir batin kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah prasaran ilmiah ini.
Makalah ini diperuntukan bagi guru-guru yang belum banyak pengalamannya dalam menghasilkan KTI, khususnya Penelitian Tindakan Kelas.
            Penunjukan penulis untuk menyampaikan makalah ini dalam diskusi bimtek PTK yang dikemas dalam seminar sehari bagi peserta  MGMP tahun 2009 se Kabupaten Barito Kuala yang didanai oleh Block Grant Revitalisasi MGMP dari LPMP Kalimantan Selatan, merupakan suatu kehormatan yang sangat tinggi bagi penulis, karena panitia menganggap penulis sudah berpengalaman dan berhasil naik pangkat ke IV/B melalui jalur penulisan PTK. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada kelompok kerja MGMP Kabupaten Barito Kuala yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyampaikan prasaran ilmiah tersebut.
            Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga semua ini ada manfaatnya bagi peningkatan pengembangan profesi guru di Kabupaten Barito Kuala, sehingga semakin banyak guru yang dapat menembus pangkat IV/A ke atas.
                                                                        Alalak, 18 Nopember 2009.
                                                                        Penulis

                                                                        Chairun Subhi




DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………….     i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………………..     ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………    iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….     iv
Daftar Lampiran …………………………………………………………………….       v
Daftar Tabel …………………………………………………………………………     vi
Daftar Gambar ………………………………………………………………………     vii

BAB I PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………….     1
            B. Tujuan Penulisan …………………………………………………………     2
            C. Sasaran ……………………………………………………………………    2
            D. Manfaat Penulisan ………………………………………………………..     3
            E. Pembatasan Masalah ……………………………………………………..     3

BAB II PEMBAHASAN TEORITIS
            A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah ……………………………………………    4
            B. Jenis Karya Tulis Ilmiah ………………………………………………….    5
            C. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) …………………………………………   5
            D. Macam-macam Sumber Masalah Dalam PTK ……………………………   7
            E. Dasar-dasar Penolakan PTK ………………………………………………   9
            F. Petunjuk Praktis Pengembangan Profesi ………………………………….  11

BAB III   PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR RUJUKAN/BACAAN
















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Identifikasi Masalah (Tugas 1) …………………………………………..  22

Lampiran 2 Proposal PTK (Tugas 2) …………………………………………………  23









































DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Penelitian Ilmiah Formal dengan PTK……………………………    7











































DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Spiral PTK ……………………………………………………………….       8







BAB I.
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

 Untuk kenaikan pangkat/jabatan Guru Pembina (IV/a) ke atas, di samping harus memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan, juga harus memenuhi jumlah angka kredit dari unsur pengembangan profesi sekurang-kurangnya berjumlah 12 (dua belas).
Pengembangan profesi bagi jabatan fungsional guru adalah kegiatan pendidik dalam  mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar atau proses bimbingan konseling yang berdampak positif terhadap hasil belajar siswa/peserta didik.
Kegiatan pengembangan profesi meliputi :
a.         Karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan;
b. Menemukan teknologi tepat guna;
c.         Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan;
d. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum;
e. Menciptakan karya seni.
Untuk memenuhi jumlah angka kredit dari pengembangan profesi, dapat dipilih kegiatan diantara 5 (lima) jenis kegiatan tersebut, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun bila seorang guru merasa mampu menyusun kelima-limanya, juga diperbolehkan.
               Bukan suatu yang harus ditutupi atau bahkan disembunyikan bahwa jumlah guru golongan IVA sangat besar dibandingkan golongan IVB dan diatasnya.

Paling tidak ada  2 (dua) kendala utama dalam memenuhi persyaratan kenaikan pangkat lebih tinggi dari IVA, yaitu pertama rumitnya birokrasi pengusulan kenaikan pangkat dan yang kedua adalah sulitnya guru-guru menghasilkan karya tulis ilmiah sebagai satu syarat pengajuan kenaikan pangkat dari golongan IVA.
               Makalah ini dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan dan ketrampilan dalam menulis karya ilmiah khususnya yang bersumber dari hasil penelitian. Dengan meningkatnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah diharapkan jumlah guru yang tertahan kenaikan pangkatnya di golongan IVa ke IVb, IVb ke IVc dan seterusnya semakin menurun. Setelah mengikuti seminar ini diharapkan para konselor dapat segera mencoba menulis KTI, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B.     Tujuan

   Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta untuk menghasilkan KTI, terutama yang bersumber dari hasil penelitian, seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Meningkatkan profesionalisme guru.
3. Menumbuhkan kepercayaan diri para konselor untuk berani memulai melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

C.     Sasaran

Makalah ini diperuntukan bagi guru-guru/konselor yang belum banyak pengalamannya dalam menghasilkan KTI, khususnya Penelitian Tindakan Kelas.



D.    Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pemaparan makalah ini adalah :

1.      Peningkatan jumlah guru yang dapat naik pangkat dari golongan IV/a ke atas.

2.      Meningkatkan kesejahteraan guru.

3.      Meningkatkan profesionalisme guru.


E.     Pembatasan Masalah
                  Mengingat luas dan banyaknya kegiatan pengembangan profesi bagi jabatan fungsional guru/konselor, maka perlu untuk mempertajam pembahasan kiranya dibatasi hanya pada kegiatan pertama dari pengembangan profesi bagi jabatan fungsional guru, yaitu Karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK).













BAB II.
PEMBAHASAN TEORITIS

A.     Pengertian Karya Tulis  Ilmiah
Sudjana (2005 : 3) mendifinisikan ”karya ilmiah” adalah hasil atau produk manusia (biasanya dalam bentuk tulisan sekalipun tidak hanya itu) yang didasarkan pada pengetahuan, sikap, dan cara berpikir ilmiah. Sedangkan ilmiah adalah ilmu yang berarti pengetahuan yang teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Oleh karena itu ilmu pada hakekekatnya adalah pengetahuan ilmiah.
Seseorang yang telah memiliki ilmu atau pengetahuan ilmiah disebut ”ilmuwan” yang m harus memiliki sifat-sifat: terbuka, jujur, teliti, kritis, tidak mudah percaya tanpa ada bukti-bukti, tidak cepat putus asa, dan tidak cepat puas dengan pekerjaan atau hasil karyanya.
Sikap-sikap tersebut merupakan pencerminan sikap ilmiah yang pada akhirnya mempengaruhi cara berpikir dan bertindak atau berkarya yang menghasilkan karya ilmiah.

Sedangkan pengertian Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah. Oleh sebab itu kegiatan penelitian sebagai refleksi dari berfikir ilmiah dikalangan ilmuwan bukan sekedar pelengkap tetapi menjadi ciri dan integritas darinya dan menjadi pembeda dengan kelompok non-ilmuwan. KTI juga dapat dideskripsikan sebagai karya tulis yang memaparkan analisis terhadap sesuatu objek (hidup atau mati) dengan pendekatan-pendekatan teori atau premis yang diketahui secara umum dan dapat dilacak ulang berdasarkan fakta dan pengukuran yang objektif.
Dengan demikian, KTI berkarakteristik: 1) sistematis; 2) logis; dan 3)  empiris, 4) reduktif; 5) replicable dan transmitable.
     Sistematis, mengandung makna prosedurnya dapat dimengerti dan diikuti orang lain.  Logis, substansinya  dapat dimengerti oleh orang lain. Empiris, data/infonya benar-benar mewakili objek masalahnya.

Reduktif, penyajiannya (penulisannya) ringkas tetapi dapat dimengerti secara konseptual, dan Replikabel & Transmitabel,  yaitu dapat diulang oleh orang lain untk mendapatkan konsep yg lebih jelas, kesimpulan dapat dipakai/ditransmit ke situasi lain yg mempunyai karakteristik yg sama. Cakupan dari KTI dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan.

B. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah.
Jenis karya tulis ilmiah bagi guru adalah sebagai berikut ;
1. Karya tulis/karya ilmiah, hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi.
2. Karya tulis/makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan               sendiri.
3. Tulisan ilmiah popular.
4. Prasaran berupa tinjauan, gagasan/ulasan ilmiah yang disampaikan pd pertemuan ilmiah.
5. Buku pelajaran atau modul.
6. Diktat pelajaran.
7. Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah. (Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 025/O/1995).

C.     Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
                  Penelitian Tindakan Kelas dialihbahasakan dari kata Classroom Action Research (CAR) yaitu action research yang dilaksanakan oleh guru di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 2).
Sedangkan menurut Suhardjono (2006 : 56) : penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran, mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan dan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.

Secara lebih rinci,Supardi (2006 : 61) menyebutkan tujuan PTK antara lain :
1.      Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran.
2.      Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
3.      Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.
4.      Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Menurut Enok, 2006 : 7, tindakan kelas bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran, pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran.
Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu guru melakukan tindakan-tindakan secara sistemastis, terarah dalam sebuah proses sehingga  ada perubahan dan perbaikan.
Usaha yang dilakukan secara sistematik dan terarah tersebut,  dengan mengkombinasikan presedur penelitian dan tindakan yang bersifat inkuiri, disusun dalam bentuk laporan.
Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) termasuk penelitian kualitatif di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005).  



Tabel 1
Perbedaan antara penelitian ilmiah formal dengan penelitian tindakan kelas
Penelitian Formal
Penelitian Tindakan Kelas
Dilakukan oleh orang lain
Dilakukan sendiri oleh guru
Sampel harus representatif   
Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan
Instrumen harus valid dan reliabel
Validitas & reliabilitas istrumen tidak diperhatikan
Menggunakan analisis statistic
Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit
Menggunakan hipotesis
Tidak selalu menggunakan hipotesis
Mengembangkan teori                  
Memperbaiki pembelajaran

Sebaiknya PTK dilakukan secara kemitraan (kolaborasi) baik antara guru dangan guru maupun antara guru dengan dosen. Prinsip kemitraan adalah berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Ide penelitian sebaiknya muncul dari para guru. Jadi tidak harus dosen menggurui guru, dan sebaliknya tidak perlu guru menempatkan diri sebagai bawahan.
Dosen memang memiliki beberapa kelebihan dalam hal teori, tetapi guru juga memiliki kelebihan dalam hal praktek di lapangan.
Guru lebih mengetahui karakter kelasnya, dan dosen mengetahui banyak teori kependidikan.
Dan seharusnya, masalah yang diteliti muncul dari guru itu sendiri, sebab guru yang mengetahui situasi dan kondisi siswa dan kelasnya sehari-hari. Di samping itu, masalah ini harus merupakan masalah yang biasa dihadapi guru.

D. Macam sumber masalah.
Pertama, masalah yang berkaitan dengan input dapat bersumber dari: siswa, guru, sumber belajar, materi pelajaran, prosedur evaluasi, dan lingkungan belajar.

Kedua, masalah yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar dapat bersumber dari: Interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya guru/siswa, gaya mengajar, cara belajar, dan implementasi metode pembelajaran. Dan terakhir, masalah yang berkaitan dengan output dapat bersumber dari: hasil belajar siswa, daya ingat siswa, sikap negatif siswa, dan motivasi rendah.
PTK memiliki ciri sebagai berikut:

1.      Pengkajian masalah situasional dan kontektual  perilaku seseorang/kelompok orang,

2.      Ada tindakan,

3.      Penelaahan terhadap tindakan,

4.      Pengkajian dampak tindakan,

5.      Dilakukan secara kolaboratif,

6.      Refleksi.

Ciri PTK tersebut di atas sering dinyatakan dalam bentuk sebuah spiral yang sering disebut spiral PTK, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.(Kardiawarman, , 2006 : 3).


 









Gambar 1. Spiral PTK.
Spiral PTK itu sesungguhnya melukiskan siklus demi siklus dalam PTK. Satu siklus terdiri atas 3 komponen PTK, yaitu rencana, tindakan/ observasi, dan refleksi. Dalam Gambar 1 di atas ditunjukan 3 siklus.
PTK memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Permasalahan sehari-hari di kelas.

2.      Kontekstual.

3.      Kolaboratif (partisipatori).

4.      Luwes.

5.      Situasional dan spesifik.

Arti sederhana dari kata refleksi adalah merenungkan apa yang sudah kita kerjakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Kegiatan refleksi itu terdiri atas 4 komponen kegiatan, yaitu: analisis data hasil observasi, pemaknaan data hasil analisa, penjelasan hasil analisa, dan penyimpulan apakah masalah itu selesai/teratasi atau tidak.

Prinsip-Prinsip PTK

1.      Tidak mengganggu komitmen mengajar.

2.      Tidak menuntut waktu khusus.

3.      Masalah yang diteliti harus merupakan masalah yang dihadapi oleh guru.


E.Dasar-dasar Penolakan Karya Tulis Ilmiah

Umum
1). Tidak asli; 2). Tidak ada pengesahan; 3) Tidak ada konsistensi, tgl, isi atau tempat kegiatan; 4). Kadaluwarsa; 5). Sistematika tidak sesuai pedoman; 6). Permasahan bukan bidang.pendidik; 7). Tidak jelas jenis KTI nya
I. Penelitian
1). Tidak mengikuti alur berpikir ilmiah; 2). Masalah tidak berkait kegiatan penulis; 3).Kajian teori/pustaka tidak sesuai/ lengkap; 4). Metodologi tidak sesuai dengan kaidah jenis penelitiannya; 5). Analisis hasil/data tidak tepat; 6). Instrumen tidak sesuai dengan variabel; 7). Penyajian data tidak lengkap; 8). Isi tiap bab tidak konsisten/seimbang; 9).Simpulan tidak sesuai alur bab lain.
II. Tinjauan/Ulasan Ilmiah
1). Belum menggunakan proses berpikir ilmiah;  2). Masalah terlalu luas/bidang non pendidikan; 3). Kajian teori tidak relevan/lengkap; 4). Belum memuat gagasan penulis;
5). Isi antar bab tidak konsisten/seimbang; 6).Simpulan tidak sesuai dengan bab lain.
III.       Prasaran Ilmiah
1). Belum ada pengesahan panitia seminar; 2). Tingkat daerah seminar tidak sesuai;
3). Tingkat peserta tidak seimbang; 4). Tidak ada lampiran peserta seminar; 5).  Masalah diluar profesi penulis
IV. Karya Ilmiah Populer
1). Isinya hanya berupa informasi; 2). Isinya tidak menggambarkan karya ilmiah; 3). Tidak terkait dengan bidang penddk; 4). Baru sebagian/tidak lengkap
V. Diktat Pelajaran
1. Tidak sesuai dgn tugas/mata ajaran yg diampu.
VI. Buku Pelajaran/Modul
1). Belum ada pengesahan dari diknas tingkat propinsi/nasional; 2). Tidak berkait dengan profesi penulis.



VII. Karya Terjemahan
1. Tidak bermanfaat bagi pembelajaran; 2). Tidak utuh; 3). Tidak ada keterangan kepala sekolah akan manfaat/terjemahan guru yang bersangkutan.






















BAB III
PETUNJUK PRAKTIS PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Seperti yang dikutip dari buku terbitan Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan, Proyek Pengembangan Sistem Standarisasi dan Profesi Tenaga Kependidikan Menengah Dikdasmen Tahun 2001, berikut diuraikan petunjuk praktis pengembangan profesi guru :
1.Bagiamana cara menulis karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian survey, dan atau evaluasi ?
Dalam menulis karya ilmiah hasil penelitian, sebaiknya anda mempertimbangkan titik perhahtian anda. Apabila anda termasuk guru yang senang menghitung-menghitung atau lebih percaya pada angka-angka, anda dapat memilih jenis penelitian kuatitatif.
Apabila anda termasuk orang yang senang pada penelitian yang bersifat mendalam, tidak begitu saja percaya pada angka-angka, maka anda dapat memilih jenis penelitian kualitatif atau sebagainya.
2. Bagaimana bentuk laporan hasil penelitian ?
Laporan hasil penelitian dapat dituangkan dalam bentuk buku, majalah ilmiah, atau dalam bentuk makalah.
a). Dalam bentuk buku
Apabila laporan hasil penelitian anda dalam bentuk buku yang dipublikasikan atau diedarkan secara nasional, minimal dicetak 300 eksemplar dan diedarkan minimal di 13 propinsi maka angka kreditnya 12,5 setiap karya.
Tetapi apabila laporan dalam bentuk buku yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dan disyahkan oleh organisasi profesi atau organisasi ilmiah tingkat kabupaten/kota maka angka kreditnya 8 setiap karya.

b). Dalam majalah ilmiah
Apabila laporan hasil penelitian dituliskan dalam bentuk majalah ilmiah, maka majalah tersebut harus diakui oleh Depdiknas atau Lipi atau dikelola oleh LPTK atau organisasi profesi dan dengan demikian, anda mendapat 6 angka kredit setiap karya.
c). Dalam bentuk makalah
Apabila laporan hasil penelitian anda ditulis dalam bentuk makalah, maka harus didokumentasikan di perpustakaan sekolah dan disyahkan sekurang-kurangnya oleh organisasi profesi atau organisasi ilmiah tingkat kabupaten/kota. Bila demikian, anda akan mendapat 4 angka kredit setiap karya.
3. Karya tulis/karya ilmiah yang bagaimana yang dapat dinilai angka kreditnya ?
Karya tulis ilmiah yang dapat dinilai angka kreditnya adalah karya tulis yang dibuat atau disusun setelah periode penilaian terakhir.
Contoh : Pada bulan Juni 1999, anda mmengajukan usul kenaikan pangkat/jabatan untuk dinilai pada periode penilaian Juni 1999, dan penetapan angka kredit pad tanggal 01 Juli 1999.
Dalam hal demikian karya tulis ilmiah anda yang dapat dinilai angka kreditnya adalah setelah tanggal 01 Juli 1999.
4. Bagaimana kerangka penulisan laporan hasil penelitian ?
Ada beberapa jenis kerangka penulisan ilmiah yang dipakai dalam penulisan laporan hasil penelitian. Namun isi laporan hasil penelitian sekurang-kurangnya memuat :
a. Judul penelitian ; b. Latar belakang dan masalah; c. Tujuan penelitian;d. Kajian teori atau tinjauan pustaka; e. Metodelogi penelitian; f. Hasil penelitian; g. Analisis hasil penelitian; h. Kesimpulan dan saran.
5.Bagaimana cara memilih karya tulis atau makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri ?
Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dapat ditulis dalam bentuk buku dalam majalah ilmiah, dan dalam bentuk makalah.
a). Dalam bentuk buku
Apabila karya tulis tinjauan atau ulasan ilmiah ditulis dalam bentuk buku yang dipublikasikan atau diedarkan secara nasional atau disebarluaskan minimal 13 provinsi dicetak minimal 300 eksemplar, maka angka kreditnya adalah 8 setiap karya tetapi apabila tidak diedarkan maka buku tersebut harus disyahkan oleh organisasi profesi atau organisasi ilmiah tingkat kabupaten/kota dan harus didokumentasikan di perpustakaan sekolah, dan angka kreditnya adalah 7 setiap karya.
b). Dalam majalah ilmiah
Karya tulis tinjauan atau ulasan ilmiah dapat ditulis dalam majalah ilmiah dengan syarat majalah tersebut diterbitkan secara nasional atau dikelola olebh Perguruan tinggi atau organisasi profesi atau organisasi ilmiah angka kreditnya adalah 4 setiap karya.
c). Dalam bentuk Makalah
Apabila ditulis dalam bentuk makalah, maka harus disyahkan oleh organisasi profesi atau organisasi ilmiah tingkat kabupaten/kota da didokumentasikan di perpustakaan sekolah. Angka kreditnya adalah 3,5 setiap karya.
6. Bagaimana kerangka penulisan karya tulis/makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri?
Sebagaimana kerangka penulisan laporan hasil penelitian, ada banyak jenis kerangka penulisan yang dipakai. Namun sekurang-kurangnya materi yang dilaporkan, dalam tulisan yang berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri adalah memuat :
a). Judul; b). Latar belakang masalah; c). Tinjauan; d). Kajian Teori atau tinjauan pustaka; e). Metodologi yang dipakai; f). Penyajian Data; g). Analisis Data, dan h). Kesimpulan dan saran.
7. Bagaimana cara membuat makalah prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah?
Pembuatannya sebenarnya sama dengan cara pembuatan makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Hanya saja makalah atau prasaran ini disampaikan pada pertemuan ilmiah. Angka kreditnya adalah 2,5 setiap kali.
8. Apa persyaratan makalah, prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah?
Makalah prasaran tersebut membahas bidang pendidikan, dan pertemuan ilmiah tersebut minimal tingkat kabupaten/kota.
Apabila pertemuan tersebut diselenggarakan pada tingkat kecamatan atau kelurahan atau desa atau tingkat sekolah tidak dapat dinilai angka kreditnya. Tempat penyelenggaraan pertemuan ilmiah diperbolehkan di tingkat kecamatan/kelurahan atau tingkat sekolah, tetapi penyelenggara pertemuan ilmiah atau pesertanya mewakili kabupaten/kota.
9. Bagaimana membuat tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa?
Pada prinsipnya, penulisan karya ilmiah populer sama dengan karya ilmiah lainnya. Namun karena dimuat di media masa, pembaca, pendengar, dan penontonnya beraneka ragam, maka format penulisan disusun sedemikian rupa sehingga lebih menarik. Materi tulisan tersebut  tetap dibuat dengan mengacu pada proses berpikir ilmiah ( ada kajian teori, data, dan analisis dan sebagainya).
Dalam hal ini, sangat dianjurkan agar guru menulis dalam bidang pendidikan, agar yang bersangkutan dapat nilai kredit. Pilihlah media masa yang sangat mungkin untuk memuat tulisan anda misalnya koran atau majalah atau kalau dimungkinkan bisa media elektronik radio dan televisi.
Kalau disiarkan radio atau ditayangkan pada televisi anda perlu mengajukan naskah yang disiarkan oleh radio atau naskah yang ditayangkan oleh televisi untuk dinilai angka kreditnya. Jangan lupa naskah tersebut diketahui/disyahkan oleh pimpinan media masa yang menyiarkan.
10. Bagaimana cara menulis buku pelajaran ?
Dalam menulis buku pelajaran, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meneliti dan melihat kurikulum yang berlaku, materi pokok bahasan apa yang tercantum dalam kurikulum.
Dengan kegiatan tersebut anda tidak akan sia-sia menuilis buku pelajaran, yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
Buku pelajaran ada yang bertaraf nasional dan ada yang bertarap provinsi. Apabila buku tersebut bertaraf nasional, maka harus disyahkan oleh Direktur Jenderal Dikdasmen atau oleh instansi lain yang ditunjuk. Apabila buku tersebut bertaraf provinsi, maka harus disyahkan oleh kepala Kanwil Depdiknas/Kepala Dinas Pendidikan di Propinsi Setempat, dan buku tersebut digunakan di seluruh sekolah ada provinsi yang bersangkutan.
11. Apakah semua jenis guru diperbolehkan menulis buku pelajaran ?
Dalam menulis buku pelajaran, semua guru boleh menulis buku mata pelajaran apa saja yang yang disukai dan tidak harus sesuai dengan tugas mengajar guru yang bersangkutan di sekolah.
Tidak setiap guru mampu menulis semua mata pelajaran. Oleh karena itu pilihlah materi pelajaran yang anda kuasai. Apabila anda menulis sesuai dengan kemampuan, anda akan mudah dalam penulisannya, di samping isinya juga akan lebih baik. 
12. Bila ada guru yang menulis buku pelajaran dan dicetak oleh penerbit swasta, bagaimana penilaiannya?
Sepanjang buku tersebut belum disyahkan oleh Direktur Jenderal Dikdasmen atau oleh pejabat yang ditunjuk, atau belum disyahkan oleh Kepala Wilayah Depdiknas/Kepala Dinas Pendidikan di Propinsi, maka buku tersebut belum diakui sebagai buku pelajaran.
13. Bagaimana kerangka penulisan buku pelajaran?
Kerangka penulisan sekurang-kurangnya memuat: a). Tujuan pembelajaran umum; b). Tujuan pembelajaran khusus; c). Judu/sub judul; d). Uraian singkat isi pokok bahasan; e). Uraian isi pelajaran; f). Ringkasan isi/rangkuman; g). Latihan/tugas/soal.
14. Bagaiman menulis modul?
Modul pada prinsipnya sama denan buku pelajaran, hanya dituangkan dalam bahasa yang komunikatif dan interaktif. Modul dapat diartikan pengganti guru, karena biasanya modul dipakai untuk belajar jarak jauh. Oleh karena itu bahasa yang digunakan dalam modul harus mudah dipahami dan dimengerti oleh para pembaca.
15. Bagaimana kriteria penulisan modul?
Modul ada yang bertaraf nasional dan ada yang bertaraf regional/propinsi.
Modul yang bertaraf nasional harus disyahkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah atau instansi yang ditunjuk. Isi modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Modul yang bertaraf nasional angka kreditnya 5 setiap modul.
Modul yang bertaraf propinsi, harus disyahkan oleh kepala Kanwil Depdiknas/Kepala Dinas Pendidikan di propinsi setempat. Modul yang bertaraf propinsi angka kreditnya 3 setiap modul.
16. Bagaimana kerangka penulisan modul?
Kerangka penulisan modul meliputi:
Tujuan pembelajaran umum; Tujuan pembelajaran khusus; Rincian kegiatan belajar;
Petunjuk belajar; Materi pokok; Uraian materi; Contoh; Latihan dan kunci; Rangkuman;
Tugas/tes; Tes akhir modul; Kunci tugas/tes; Rangkuman seluruh modul.
Dalam penulisan modul Anda dapat memilih pola/model yang diterapkan oleh Universitas Terbuka atau pola/model yang diterapkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan Nasional, Depdiknas, Balitbangdiknas atau pola/model lainnya. Yang penting anda dapat menulis modul sekurang-kurangnya dapat memenuhi kriteria tersebut diatas.
17. Bagaimana menulis diktat pelajaran?
Dalam menulis diktat pelajaran langkah pertama yang harus dilaksanakan adalah melihat kurikulum yang berlaku, kemudian melihat pokok bahasan yang berlaku, kemudian melihat pokok bahasan dan sub pokok bahasannya. Dalam penulisan diktat harus melihat atau menentukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan mana yang belum tercantum atau ditulis dalam buku pelajaran atau buku paket yang telah diterbitkan Depdiknas pusat atau Kanwil Depdiknas/Kepala Dinas Pendidikan di Propinsi.
Diktat pelajaran yang bersifat menambah materi selain yang telah dijelaskan oleh guru atau yang belum ada dalam buku pelajaran. Bila isi diktat yang disusun guru sama dengan buku pelajaran, guru yang bersangkutan tidak mendapat angka kreditnya.
18.   Apa kriteria membuat diktat pelajaran?
Diktat pelajaran dapat dinilai angka kreditnyanya apabila:
Disyahkan oleh kepala sekolah;
Isi diktat sesuai dengan kurikulum yang berlaku;
Diktat pelajaran ditulis dan digunakan untuk satu tahun pelajaran; dan
Materi diktat harus sesuai dengan bidang tugas mengajar guru yang bersangkutan.
Apabila diktat ditulis untuk satu catur wulan, maka harus ada catur wulan lainnya (terdiri dari Cawu I, Cawu II, Cawu III) dan dihitung satu tahun pelajaran, yang angka kreditnya adalah 1 diktat.
19. Bagaimana kerangka penulisan diktat pelajaran?
Kerangka penulisan diktat pelajaran sekurang-kurangnya memuat;
Judul/sub judul;
Tujuan pembelajaran umum;
Tujuan pembelajaran khusus;
Uraian materi; dan
Latihan/tugas/soal.















BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
  1. Untuk kenaikan pangkat/jabatan Guru Pembina (IV/a) ke atas, di samping harus memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan, juga harus memenuhi jumlah angka kredit dari unsur pengembangan profesi sekurang-kurangnya berjumlah 12 (dua belas).
  2. Paling tidak ada  2 (dua) kendala utama dalam memenuhi persyaratan kenaikan pangkat lebih tinggi dari IVA, yaitu pertama rumitnya birokrasi pengusulan kenaikan pangkat dan yang kedua adalah sulitnya guru-guru menghasilkan karya tulis ilmiah sebagai satu syarat pengajuan kenaikan pangkat dari golongan IVA.
  3. Pengertian Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah. Oleh sebab itu kegiatan penelitian sebagai refleksi dari berfikir ilmiah dikalangan ilmuwan bukan sekedar pelengkap tetapi menjadi ciri dan integritas darinya dan menjadi pembeda dengan kelompok non-ilmuwan.
  4. Jenis karya tulis ilmiah bagi guru adalah sebagai berikut ;1). Karya tulis/karya ilmiah, hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi; 2). Karya tulis/makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri; 3). Tulisan ilmiah popular; 4). Prasaran berupa tinjauan, gagasan/ulasan ilmiah yang disampaikan pd pertemuan ilmiah; 5). Buku pelajaran atau modul; 6). Diktat pelajaran; 7). Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah.


  1. Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran, mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan dan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.

6.      Dasar-dasar Penolakan Karya Tulis Ilmiah antara lain :1). Tidak asli; 2). Tidak ada pengesahan; 3) Tidak ada konsistensi, tgl, isi atau tempat kegiatan; 4). Kadaluwarsa; 5). Sistematika tidak sesuai pedoman; 6). Permasahan bukan bidang.pendidik; 7). Tidak jelas jenis KTI nya.


7.      Saran-saran
Berttik tolak dari kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah :
  1. Untuk mengumpulkan angka kredit dari unsur pengembangan profesi sebnyak 12, maka guru-guru bisa memulainya dari pangkat III/A tanpa harus menunggu ketika sudah naik pangkat IV/A.
  2. Untuk memenuhi jumlah angka kredit dari pengembangan profesi, dapat dipilih kegiatan diantara 5 (lima) jenis kegiatan tersebut, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
  3. Lebih baik mencoba dari pada tidak berbuat sama sekali, meskipun pada awalnya terasa berat dan mungkin belum berhasil.
4.  Mintalah bimbingan kepada guru-guru yang sudah berhasil naik pangkat ke IV/B dan seterusnya.
LEMBAR TUGAS  1
 
 

IDENTIFIKASI MASALAH PTK

  1. Puaskah Anda dengan proses pembelajaran yang selama ini Anda kelola ?
Kendala apa yang Anda hadapi?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Pilihlah salah satu masalah yang menurut Anda mendesak untuk diatasi.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Berikan alasan mengapa alasan tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Analisis faktor apa yang menyebabkan munculnya masalah tersebut?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Temukan satu alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah harus bertolak dari hasil  analisis dan didasarkan pada teori tertentu.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………








LEMBAR TUGAS 2
 
 

PENULISAN PROPOSAL PTK
  1. Tulislah judul PTK yang Anda usulkan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah judul PTK Anda telah mengandung hal-hal berikut:
§  Tujuan
§  Cara menyelesaikan masalah
§  Tempat penelitian dilaksanakan

  1. Deskripsikan  masalah yang Anda hadapi (Latar Belakang Masalah)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah masalah yang Anda deskripsikan telah memuat hal-hal berikut:
§  Deskripsi masalah telah disesuaikan dengan kondisi nyata tentang kendala yang hadapi dalam pembelajaran, pengelolaan kelas, kondisi sekolah, fasilitas sekolah, dsb.
§  Deskripsi masalah memuat tentang refleksi awal(kemungkinan keberhasailan)
§  Deskripsi masalah memuat identifikasi satu masalah yang mendesak
§  Deskripsi masalah memuat hasil analisis masalah
§  Rumusan masalah

  1. Deskripsikan cara pemecahan masalah yang Anda ajukan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah pemecahan masalah yang Anda ajukan memenuhi rambu-rambu berikut:
      Ada alternatif masalah
      Bertolak dari hasil analisis masalah
      Didasarkan pada teori tertentu

  1. Rumuskan hipotesis tindakan yang Anda ajukan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………



Apakah hipotesis tindakan Anda memuat hal berikut:
      Hasil yang diharapkan dari tindakan yang dilakukan menjawab permasalahan

  1. Rumuskan hasil/goal yang diharapkan dalam penelitian Anda
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah rumusan hasil yang diharapkan dalam penelitian Anda telah memuat hal-hal berikut:
      Hasil yang diharapkan meningkatkan karakteristik dan kinerja siswa belajar
      Hasil yang diharapkan bagi berguna praktisi

  1. Kemukakan prosedur tindakan yang akan Anda lakukan dalam PTK ini
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah deskripsi tentang prosedur tindakan telah memuat hal-hal berikut:
      Setting dan karakteristik subjek penelitian
Dimana penelitian dilakukan, di kelas berapa, komposisi siswa pria-wanita, latar belakang sosial ekonomi (jika relevan), tingkat kemampuan, dll.
      Variabel yang diselidiki
Penentuan variabel atau perlakuan atau intervensi (input/ proses/output)
      Rencana tindakan
Perencanaan, Implementasi Tindakan, Observasi dan Interpretasi, Analisis dan Refleksi

  1.  Tulislah personil tim peneliti Anda
Ketua Tim Peneliti
            Nama lengkap dan gelar
            Golongan/Pangkat/NIP
            Jabatan  Fungsional
            Jurusan
            Institusi                                                       
Susunan Tim Peneliti
1.     Nama lengkap dan gelar
Golongan/Pangkat/NIP
Jabatan Fungsional
Jurusan
Institusi
2.     sda



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates