Jumat, 18 Maret 2011

Kebiasaan Membaca Pada Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FKIP


1.   Judul Tentatif  : Kebiasaan Membaca Pada Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FKIP
2.   Mahasiswa
            a. Nama                      : Chairani
            b. NIM                        : A1A408219
            c. Jenis Kelamin         : Laki-Laki
3.   Lokasi Penelitian :      Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan           Selatan                                       
4.   Lama Penelitian: -




Banjarmasin,......................
Mahasiswa,

Chairani














I.                   Judul Tentantif : Kebiasaan Membaca Pada Mahasiswa Pendidikan Sosiologi   FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan 
II.                Latar Belakang :
Dalam kehidupan kampus, khususnya kehidupan kampus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, dalam keseharianya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan membaca yang berlangsung otomatis baik oleh kalangan para mahasiswa maupun oleh kalangan para dosen bahkan oleh kalangan para pemimpin universitas.
Bukti ini dapat dilihat pada aktivitas dalam perpustakaan umum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, yang mana buka untuk melayani mahasiswanya baik yang hanya membaca, meminjam buku maupun yang mengembalikan buku yang telah di pinjam oleh mahasiswa mulai dari hari senin sampai hari sabtu adapun waktunya adalah mulai dari jam delapan pagi sampai pada jam lima sore. Jadi, kemungkinan banyak waktu yang di berikan kesempatan bagi mahasiswa untuk hanya sekedar mengunjungi untuk mencari referensi bahan kuliah sampai pada aktivitas membaca dalam perpustakaan. Mahasiswa dalam memanfaatkan perpustakaan ini banyak yang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan umum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,  hal ini terlihat dalam keseharianya, perpustakaan selalu di penuhi oleh mahasiswa.
Selain itu, untuk fasilitas buku bagi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin juga tersedia dalam perpustakaan pada setiap jurusan. Hal ini berarti bahwa, kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat untuk membaca adalah banyak sekali. Baik dari segi buku-buku yang tersedia maupun waktu yang tersedia dan bahkan waktu pelayanan dari pegawai perpustakaan. Hal ini juga berarti bahwa, kesempatan bagi mahasiswa jurusan Sosiologi  FKIP Banjarmasin untuk membaca juga banyak dan lengkap.
Akan tetapi, dalam penggambaran yang terlihat banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan umum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, hal ini wajar karena itu adalah perpustakaan untuk seluruh mahasiswa universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Jika kita bandingkan dengan perpustakaan jurusan khususnya jurusan Sosiologi FKIP Banjaramasin bagaimana? Apakah disana juga terlihat banyak mahasiswa yang setiap harinya mengunjungi perpustakaan jurusan yang mana di sana mereka melakukan aktivitas membaca ataupun meminjam buku.
Fakta yang ada, kebiasaan membaca tidak dapat diukur melalui sering tidaknya mengunjungi perpustakaan atau ramai tidaknya perpustakaan. Akan tetapi, perpustakaan merupakan salah satu tempat dan fasilitas yang dapat membantu mahasiswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan membacanya.
Jika kita melihat fakta yang ada, meskipun perpustakaan ramai oleh mahasiswa yang datang baik yang hanya sekedar untuk meminjam buku untuk referensi yang berkaitan dengan mata kuliah mahasiswa, atau bahkan yang datang ke perpustakaan hanya sekedar untuk mencari referensi untuk mengerjakan tugas mereka. Di dalam perpustakaan tersebut, banyak aktivitas membaca yang di lakukan oleh mahasiswa, baik hanya membaca karena untuk mencari bahan-bahan untuk menyelesaikan tugas mereka sampai pada aktivitas mahasiswa yang benar-benar membaca untuk menambah pengetahuan mereka.
Karena hal inilah yang kemungkinan dapat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa Pendidikan  Sosiologi  FKIP  Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Meskipun dampak yang terlihat nyata belum begitu besar dan jelas, akan tetapi hal ini dapat memberikan dampak yang positif. Hal ini dikarenakan, dari aktivitas kebiasaan membaca akan dapat mempelajari rahasia segala ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Sebagai mahasiswa pendidikan sosiologi, membaca merupakan suatu kebutuhan yang wajib terpenuhi. Karena ruang lingkup pendidikan sosiologi adalah manusia dan lingkungan. Manusia dan lingkungan hanya dapat di masuki melalui membaca, karena manusia dan lingkungan bukanlah sebuah bilangan yang dalam menghadapinya dengan menghitungnya ataupun mengalikanya. Akan tetapi manusia dan lingkungan hanya dapat dihadapi dengan pemahaman. Sebelum kita memahami, tentunya ada suatu konteks atau suatu informasi yang harus diejah dan dikenali terlebih dahulu.
Yang telah tersebut di atas, semua itu hanyalah sebatas pengertian kita tentang kebiasaan membaca yang dapat terlihat. Sebenarnya, pengertian dan pengetahuan tentang kebiasaan itu sendiri dapat dijabarkan dan juga perlu untuk dilakukan penelitian secara lebih lanjut.
Pengertian kebiasaan membaca adalah suatu aktivitas yang rutin dilakukan dalam proses penalaran untuk mencapai pemahaman terhadap gagasan dan informasi yang di dapatkan melalui lambang-lambang yang ada baik tertulis maupun tidak.
Aktivitas membaca tidak hanya membutuhkan mulut untuk mengeja dan mata untuk melihat, akan tetapi aktivitas membaca membutuhkan otak untuk memahami untuk melakukan aktivitas pemahaman. Yang mana otak dan aktivitas kognitifnya terletak jauh dan tersembunyi dari aktivitas mata dan indera lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca merupakan aktivitas kognitif seseorang yang tidak dapat dilihat hanya dengan indera saja. Karena aktivitas kognitif tidak akan bisa tampak jika kita tidak mendalaminya.
Dalam melakukan rutinitas membaca, ada banyak cara yang diperlukan untuk dapat mendapatkan informasi yang memang benar-benar dapat membantu kita dalam pemahaman. Di kutip dari bukunya Ad Rooijakkers, yang berjudul cara belajar di perguruan tinggi beberapa petunjuk praktis pada halaman 17-18, ada lima cara yang diperlukan untuk membaca yaitu:
1.Membaca terarah, yang mana dalam membaca terarah ini kita akan mendapatkan informasinya dengan cepat dan dalam waktu yang singkat.
2. Membaca sepintas, yang mana dalam membaca sepintas ini kita harus mengetahui pikiran pokok tiap-tiap bab.
3. Membaca mencari, yang mana dalam membaca mencari ini kita harus dengan cepat mencari kuncinya yaitu tentang keterangan yang akan di cari
4. Membaca belajar, yang mana dalam membaca belajar ini kita harus mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting dan detail.
5. Membaca kritis, yang mana kita harus mengingat dan mengerti bahkan kita harus menilainya.
Dari kelima cara-cara membaca di atas, secara terlihat mata kita tidak akan mengetahui, apakah cara yang sebenarnya individu pakai.
Karena kebiasaan membaca merupakan bukan suatu aktivitas yang dapat dengan mudah terlihat dan dapat di ukur oleh indera saja, serta untuk menghindari adanya kerancuan dan diskriminasi penilaian tentang mana kebiasaan yang baik dan mana kebiasaan yang tidak baik, maka disinilah kita perlu untuk melakukan suatu penelitian dan penggalian informasi lebih mendalam tentang kebiasaan membaca pada mahasiswa pendidikan sosiologi FKIP  Universitas Lambung Mangkurat Banjaramasin. Karena hal ini dapat membantu dalam perkembangan dan kemajuan serta dapat menjadikan masukan untuk menjadi lebih baik kusunya bagi mahasiswa pendidikan sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
III.             Fokus Penelitian :
            Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas mengenai kebiasaan membaca pada mahasiswa pendidikan sosiologi. Terkait dengan pernyataan di atas maka peneliti akan mengkaji tentang Kebiasaan mahasiswa dalam  membaca,  dengan fokus penelitiannya sebagai berikut :
1.         Kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas       Lambung Mangkurat Banjarmasin
2.         Faktor-faktor yang menjadi kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan   Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3.         Dampak kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
IV.             Rumusan Masalah :
            Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.         Bagaimana kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan Sosiologi        Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin?
2.         Faktor-faktor apa yang menjadi kebiasaan membaca pada mahasiswa          Pendidikan  Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin?
3.         Bagaimana dampak kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan          Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin?
V.                Tujuan Penelian :
                        Adapun tujuan penelitian adalah :
1.         Ingin mengetahui kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan             Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2.         Ingin mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan  Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3.         Ingin mengetahui dampak kebiasaan membaca pada mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
VI.             Manfaat Hasil Penelitian :
                                    Bila hasil penelitian sudah dicapai, maka hasil penelitian akan                                  memiliki manfaat teoritis dan praktis 
1.      Manfaat Teoritis
            Hasil penelitian ini untuk mengembangkan teori antropologi pada umumnya,  dalam hal ini  dikhususkan pada kebiasaan membaca pada mahasiswa pendidikan sosiologi FKIP Unversitas Lambung Mangkurat Bajarmasin.
2.      Manfaat Praktis
Hasil penelitian masalah kebiasaan membaca pada mahasiswa pendidikan sosiologi FKIP Unversitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Serta bagi mahasiswa hasil penelitian dapat dijadikan landasan untuk menentukan sikap dalam menghadapi masalah-masalah terutama dalam pengembangan minat membaca.
VII.          Landasan Teori :
a.      Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Adapun secara bahasa membaca diartikan sebagi Iqra’ yang diterjemahkan denagn perintah “membaca”(dalam bahasa arab) semata-mata bukan hanya ditujukan kepada pribadi junjungan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk umat manusia sampai akhir zaman. Menurut Dr.Quraish Shihab dalam bukunya “Tafsir Al Amanah”, kata Iqra’ diambil dari kata kerja qaraa yang mempunyai arti beraneka ragam antara lain menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui cirri-cirinya.
Sekarang kalau kita pertanyakan, apa yang harus dibaca? Dalam surat Al-alaq tersebut tidak terdapat obyek spesifik yang harus dibaca. Dalam kaidah ilmu tafsir dikatakan suatu kata dalam susunan redaksi yang tidak disebutgkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum.
Akan tetapi tema yang kita angkat adalah membaca buku. Dalam hal tersebut membahas masalah strategi atau cara membaca buku dengan cepat, efektif, akurat, dan selainnya.
Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita.
Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut :
1.menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2. menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3. menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.
Secara tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa. Mestinya, orang dewasa dapat dengan cepat mengenali frase, kalimat, dan urutan ide sehingga cara-cara di waktu anak-anak tidak perlu lagi di gunakan.
Anak-anak yang sedari kecil terbiasa membaca—bukan sekadar membunyikan huruf dan kata—akan memiliki keterampilan, kemampuan, dan ketajaman mencerna isi bacaan. Apa yang menggerakkan mereka untuk membaca, akan sangat menentukan bagaimana mereka menyerap, menyaring, mengolah, dan memaknai informasi yang mereka lahap dari berbagai bacaan. Semakin sering mereka membaca buku-buku yang bergizi, teratur, dan baik penuturannya, kemampuan berpikir mereka akan lebih matang dan tertata.
Itu sebabnya, yang perlu kita kembangkan pada anak-anak semenjak awal. Kita tumbuhkan semangat iqra’ bismirobbikal-ladzi khalaq. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan! Inilah perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada kita.
Orang yang tidak mendapat bimbingan, latihan khusus membaca cepat, sering mudah lelah dalam membaca karena lamban, tidak ada gairah, merasa bosan, tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa menyelesaikan buku yang tipis sekalipun
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
b.      Pengertian Kebiasaan membaca
Salah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untuk terus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa  haus akan informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yang mengatakan bahwa “Anyone who stops learning is old, whether at twenty  or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to Keep your mind young.”
Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar berarti  kita sudah tua, sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena hal yang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agar tetap muda.
Salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namun sayangnya sebagian besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca. Alasan utama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam rutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengasah gergaji kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen Covey dalam bukunya”The 7 Habits of Highly Effective People” sebagai berikut:
Andaikan saja Anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatang pohon di hutan.
“Apa yang sedang Anda kerjakan?” Anda bertanya.
“Tidak dapatkah Anda melihat?” demikian jawabnya dengan tidak sabar.
“Saya sedang menggergaji pohon ini.”
“Anda kelihatan letih!” Anda berseru. “Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?”
“Lebih dari lima jam,” jawabnya, “ dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerja keras.”
“Nah, mengapa Anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah
Gergaji itu?” Anda bertanya. “Saya yakin Anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.”
“Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji,” orang itu berkata dengan tegas. “Saya terlalu sibuk menggergaji.”
Bahkan menurut Covey, kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang paling penting karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuh kebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbarui keempat dimensi alamiah kita – fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.
Membaca merupakan salah satu cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Meskipun kita memiliki “keterbatasan waktu”, kita tetap perlu mengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif sehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.
c.       Model Dalam Membaca
Kebanyakan model teoritis yang ada mengenai proses membaca mencoba menjawab pertanyaan bagaimana orang mengenali kata-kata yang tercetak dalam bacaan. Karena itu, hampir semua model terfokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut (Wolf dkk 1988: dalam Gleason dan Ratner 1998: 425).
1. Apakah kata dikenali dengan mengakses representasi kata itu secara
keseluruhan, ataukah dengan mengakses fitur-fitur seperti bentuk
huruf, gabungannya menjadi suku, kemudian kata dan sebagainya?
2. Apakah kata dikenali dengan akses langsung ke makna ataukah
melewati wujud fonologisnya?
3. Apakah pengenalan kata itu menyangkut proses yang berseri ataukah
proses yang simultan?
4. Apakah pengenalan kata itu terutama dibantu oleh konteks (dari atas
ke bawah) ataukah dari bawah ke atas? Ataukah merupakan interaksi
antara kedua-duanya?
5. Apakah pengenalan kata itu terjadi melalui aktivasi atau melalui
pencarian di kamus mental kita?”
Berikut adalah beberapa model yang menjawab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
1.      Model atas ke bawah
Smith (1971, dalam Gleason dan Ratner 1998;426) mengajukan model atas ke bawah yang prototipikal. Dalam model ini, representasi yang mewakili kata dalam memori kita adalah fitur-fitunya seperti garis lurus, setengah lingkaran, dan letaknya. Pada waktu sebuah kata dibaca, fitur-fitur ini bermunculan, tetapi hanya fitur-fitur yang cocok, persis dengan apa yang ada dalam leksikon mental itulah yang akhirnya dipilih. Akan tetapi, retrival fitur-fitur ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang kita miliki dan konteks di mana kata itu dipakai. Seandainya kata yang tertulis dalam suatu kalimat anting seperti pada kata “Kucing itu sedang dikejar anting” maka tidak mustahil bahwa pembaca akan menafsirkan kata anting sebagai salah cetak.
     Pemakaian konteks sebagai pembantu menimbulkan kontroversi karena dari penelitian yang lain ditemukan bahwa orang hanya menerka 1 dari 4 kata dalam konteks di mana kata itu dipakai. Sebaliknya, fitur yang membentuk kata banyak mendapat dukungan karena wujud dan macam huruf (font) seperti apapun yang dipakai, kita tetap saja bisa membacanya.
2.      Model bawah ke atas
Landasan dasar untuk model yang disebut juga sebagai model yang berdasarkan stimulus, adalah bahwa rekognisi terjadi secara diskrit, berhierarki, dan bertahap. Informasi yang ada pada suatu tahap dimanfaatkan untuk membangun tahap berikutnya. Karena itu pada tahap ini ada tahap sensori, tahap rekognisi, dan tahap interpretasi. Bila ditemukan makna dari kata itu, maka selesailah sudah proses interpretasi kata itu. Seandainya kata yang dibaca tidak ditemukan maknanya, maka pembaca dapat menolak kata itu sebagai kata bahasa Indonesia, atau dia akan bertanya kepada orang lain, atau melihat dikamus, untuk mengetahui makna kata itu.
Ada beberapa model lain seperti model Whole-Word, model component-letter, dan model lagogen yang menangani aspek-aspek lain dalam membaca yang akan terlalu rinci untuk disajikan disini (Lihat Gleason dan Ratner 1998: 427-436).
Tentunya, membaca bukan berhenti pada rekognisi kata demi kata saja tetapi mencakup berkaitan antara satu kata dengan kata lain. Hal ini berarti bahwa membaca merupakan suatu proses yang kompleks karena ia menyangkut berbagai kemampuan linguistik dan pengetahuan yang ekstralinguistik.
d.      Cara Membaca yang Efektif
Ada banyak metode yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. metode SQ3R memberikan srategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban pertanyaan.
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang semakin popular digunakan orang.
Metode ini bukan cara yang lebih cepat untuk memahami suatu bab, namun tingkat pemahaman yang di peroleh diharapkan lebih mendalam karena kita membaca dengan aktif sehingga proses membaca menjadi lebih efektif dan efisien.
Membaca dengan metode SQ3R trediri atas lima tahapan proses yaitu :
1. Survey atau meninjau
2. Question atau bertanya
3. Read atau membaca
4. Recite atau menuturkan
5. Review atau mengulang
1. Survey
Survey adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk :
1. mempercepat menangkap arti,
2. mendapatkan abstrak,
3. mengetahui ide-ide yang penting,
4. melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut,
5. mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan,
6. memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih
mudah.
Dengan melakukan survey atau peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian pada saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau ?
Baca judul: Hal ini membantu untuk memfokuskan pada topik bab.
Baca pendahuluan: Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab.
Baca kepala judul/sub bab: Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran.
Perhatikan grafik, diagram: Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks.
Perhatikan alat Bantu baca: Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
2. Question
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/sub bab yang biasanya dicetak tebal. Dan ubah kepala judul tersebut menjadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan ini pada suatu kolom dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di Universitas” dan kepala judulnya adalah “Gunakan Tempat Belajar yang Sama”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah “Mengapa saya harus belajar di tempat yang sama?” dan “Di mana lokasi belajar saya sebaiknya?”
Kita dapat menambah pertanyaan pada waktu membaca. Pertanyaan yang baik akan memberikan pemahaman yang lebih baik pula. Tahap bertanya ini akan menyebabkan pikiran kita terlibat secara akthif dalam proses belajar sehingga akan membantu pemahaman dan mengingat.
3. Read
Dengan membaca, kita mulai mengisi inforfmasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas, jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada proses Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata sendiri di kertas.
Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca anda di bagian-bagian yang penting atau yang anda anggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda ketahui.
Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam membaca. Selain itu juga berbahaya, catatan anda itu bisa jadi hanya merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi setelah anda selesai membaca acap kali ternyata anda salah memilihnya. Kalau memang ada yang menarik atau anda anggap penting cukup beri tanda silang di pinggir halaman dulu. Untuk kemudian nanti dapat dicek kembali.
Kita perlu memisahkan keterangan rinci dan contoh- contoh dari konsep utama. Hal itu ditujukan untuk membantu kita memahami konsep utama.
Proses membaca ini terkadang berlangsung sangat lambat terutama bila subbab mengandung informasi yang padat dan kompleks. Subbab seperti ini dapat membuat kita binggung bahkan mengalami frustasi. Bila ini terjadi berfhentilah sejenak, coba temukan mengapa kita menjadi binggung, kita dapat juga mencoba menimbulkan pertanyaan lain.
Kalau upaya ini belum membuahkan hasil, tandai subbab ini, teruskan membaca subbab berikutnya. Kadang-kadang ada masalah yang membuat kita bingung menjadi jelas pada subbab berikutnya.
4. Recite
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. pada kesempatan itu, anda dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi.
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang di baca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Kita dapat pula melakukan Recite dengan menuliskan butir-butir pemikiran yang penting dalam subbab tersebut. Bila kita menemukan paragraf yang membuat kita sulit untuk dapat melakukan proses ini, bacalah kembali paragraf tersebut.
Berapa lama untuk tahap ini ? anda perlu menyediakan waktu setengah dari waktu untuk membaca. Hal ini bukan merupakan pemborosan waktu, melainkan memang diperlukan untuk tahap ini. Justru pembaca yang hanya membaca sekadar membaca itu memboroskan waktu.
5. Review
Daya ingat kita terbatas. Sekalipun dalam waktu membaca 85% kita menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam 8 jam untuk mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo 2 minggu pemahaman kita tinggal 20%. Oleh karena itu, janganlah Anda lewatkan langkah terakhir ini: Review.
Review membantu kita untuk menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
e.       Cara Membaca Yang Menyenangkan
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Di zaman sekarang ini, kelihatannya sebagian besar pelajar kurang memiliki minat membaca, terutama membaca buku pelajaran. Ini diakibatkan oleh karena sebagian pelajar tidak memiliki metode dalam membaca, sehingga pada saat membaca timbul rasa malas, bosan, dan mengatuk. Simak deh tip-tip di bawah ini supaya tercipta suasana membaca yang menyenangkan.
f.       Persiapan Sebelum Membaca
1. Pilihlah waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai di sini adalah waktu di mana tidak terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita. Waktu yang sesuai disini hanya kita sendiri yang tahu kapan. Namun, sebagain besar orang percaya bahwa waktu yang baik untuk membaca, khususnya buku pelajaran, adalah di pagi hari.
2. Pilihlah tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk, bersih, nyaman, tenang dan rapih menurut kita sendiri.
3. Pastikan posisi membaca kita adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu membaca adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30cm.
4. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5. Ada baiknya sebelum belajar kita berdoa terlebih dahulu sesuai dengan kepercayaan masing-masing supaya ilmu yang kita dapat bermanfaat.
g.  Berbagai Cara Membaca
Terdapat 3 cara umum membaca di dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari apa tujuan proses membaca tersebut.
1. Membaca sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak terlalu keras. Bacaan yang mengandung unsur hiburan disini contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami ilmu yang terkandung dalam bacaan tersebut.
3. Membaca kritis. Membaca di sini sama dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun membaca di sini diikuti oleh proses menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan apa itu?, mengapa bisa terjadi?, oleh siapa?, kapan?, di mana? dan bagaimana itu bisa terjadi? Dalam membaca kritis, kita membuat bacaan sebagai lawan yang harus dikalahkan dengan cara mengetahui dan memahami seluruh isinya.
Belajar dengan menggunakan metode membaca kritis akan menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Kita tidak hanya diminta untuk memahami isi bacaan tapi juga diajak berpikir kreatif mengenai isi tersebut. Tertarik dengan membaca kritis? Simak deh aturan main dalam membaca kritis di bawah ini :
a. Melakukan survei isi buku. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah membaca terlebih dahulu bahan bacaan secara sepintas pada bagian-bagian tertentu saja. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran umum mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan adalah :
- Paragraf awal, paragaraf akhir dan juga beberapa paragraf di tengah
- Bagian daftar isi, gambar-gambar, tabel dan grafik yang memiliki
gambaran umum mengenai bacaan tersebut.
- Soal-soal yang mungkin terdapat dalam bacaan tersebut.
b. Membuat pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya akan timbul pada saat kita melakukan survei. Jika tidak terdapat pertanyaan, usahakan cari apa yang kita tidak mengerti, minimal ada sebuah kata yang kita tidak tahu artinya dan beri tanda pada bagian-bagian yang tidak dimengerti tersebut.
c. Membaca. Merupakan langkah dominan dalam metode ini. Membaca di sini sebagai langkah untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses survei. Baca dengan teliti dan seksama paragraf demi paragraf, bagian demi bagian untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari tiap bagian. Usahakan jangan pindah bagian jika kita belum mengerti dan memahami bagian tersebut.
d. Evaluasi. Merupakan langkah di mana terdapat pertanyaan apakah kita sudah menguasai bahan? Yakinkan bahwa kita sudah memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum, coba cari apa yang anda tidak mengerti dan temukan jawabannya.
e. Meninjau ulang. Merupakan langkah terakhir kita dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup dulu bukunya, kemudian pikirkan apa yang sudah didapat dari bacaan tersebut. Tuliskan hasil pikiran tersebut dalam secarik kertas, dan bandingkan dengan apa yang terdapat pada buku bacaan
VIII.       Alasan Mengunakan Metode Kualitatif :
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif, karena masalah yang diangkat mengenai “kebiasaan membaca pada mahasiswa”,maka penelitian ini menginginkan adanya pemaknaan yang sangat mendalam. Dalam penelitian ini aspek utama yang diamati adalah Perilaku kebiasaan yang berupa kegiatran membaca.
IX.             Tempat  Penelitian :
            Adapun lokasi yang peneliti ambil dari penelitian ini adalah Unversitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Sesuai dengan masalah yang ingin dibahas yakni mengenai “kebiasaan membaca pada mahasiswa pendidikan sosiologi FKIP”. Unversitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini dipilih, karena di Unversitas ini terdapat mahasiswa  yang melakukan  kegiatan membaca buku di kampus khususnya di kalangan mahasiswa jurusan pendidikan sosiologi FKIP Banjaramasin.  
X.                Sumber Data :
            Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber lisan dan sumber tertulis.
1.      Sumber lisan adalah sumber yang diambil dan dikumpulkan oleh peneliti secara langsung yakni dengan bentuk wawancara tentang kebiasaan membaca pada mahasiswa.
2.      Sumber tertulis adalah sumber yang diambil dan dikumpulkan oleh peneliti dengan data yang sudah tersedia baik dari buku-buku, surat kabar, laporan-laporan, catatan-catatan, dan lainnya, yakni buku yang terkait kebiasaan membaca pada mahasiswa. Selebihnya untuk melakukan penelitian ini sumber data akan dipilih secara purposive sampling yakni peneliti akan mencari sumber-sumber data sesuai dengan tujuan dan mereka yang mengetahui banyak hal tentang tema.

XI.             Instrumen Penelitian :
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri, karena penelitilah yang menentukan dan menetapkan fokus penelitian, mengumpulkan sumber data, memilih sumber data, serta membuat kesimpulan adalah peneliti. Apabila fokus permasalahan menjadi jelas maka akan dikembangkan instrumen penelitian yang sederhana, dengan tujuan untuk menjaring data pada sumber data yang lebih luas, mempertajam, serta melengkapi data hasil pengamatan dan observasi.
XII.          Teknik Pengumpulan Data :
            Teknik pengumpulan data yang akan diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
1.Observasi
Teknik observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengamati gejala sosial yang ada di sekeliling lokasi penelitian. Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa pendidikan sosiologi FKIP yang melakukan aktivitas pembaca di kalangan kampus baik di dalam kelas maupun di luar kelas.                
2.Wawancara
           Dalam melakukan wawancara peneliti berusaha menghindari wawancara yang bersifat formal dan menciptakan suasana informasi alamiah (mencatat semua keterangan yang diberikan) serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada informan untuk mengungkapkan secara bebas dalam pengalaman-pengalamannya. Wawancara yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu wawancara biasa dan mendalam.
Wawancara biasa, untuk menjaring data secara umum, dilakukan terhadap para mahasiswa yang melakukan kegiatan membaca . Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih luas dan mendalam, dilakukan secara intensif terhadap kebiasaan membaca tersebut.
3.      Dokumentasi
Hasil data yang diperoleh saat wawancara langsung didokumentasikan ke dalam bentuk catatan, sedangkan gambar yang memperkuat keabsahan juga didokumentasikan. Serta didukung dengan tulisan atau gambar-gambar dari seseorang.
XIII.       Teknik Analisis Data :
            Teknik analisa data akan memakai teori dari Miles dan Huberman (Wahyu.et.al, 2006:60) yaitu bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu :
         a.Reduksi data
            Dalam hal ini akan dirangkum data-data yang berkaitan dengan penelitian, dipilih hal-hal yang pokok dan memfokuskannya pada hal-hal yang penting serta dicari tema dan polanya.
         b.Data display (Penyajian data)
            Data yang telah dikumpulkan dan dirangkum disajikan dengan telah terorgaanisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami.
         c.Verification (Verifikasi)
            Dalam tahap ini data-data yang telah terangkum, diorganisasikan agar data mudah untuk dipahami maka akan ditarik kesimpulan dan dilakukan verifikasi, namun dalam kesimpulan ini, kesimpulan hanya bersifat sementara sehingga diperlukan bukti-bukti lain untuk memperkuat.
XIV.       Rencana Pengujian Keabsahan Data :
            Untuk diperoleh data-data yang absah maka peneliti akan melakukan pengujian keabsahan data dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :
1.Perpanjangan pengamatan
            Dalam perpanjangan pengamatan ini peneliti akan kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan serta melakukan wawancara kepada para informan yang telah memberikan data. Agar data yang didapat benar-benar mendapat kepastian dan tidak berubah lagi.
2.Meningkatkan ketekunan
            Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan dengan lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan ini diharapkan kepastian data dan urutan peristiwa akan lebih tertekan secara pasti dan sistematis.
3.Triangulasi
            Akan dilakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

XV.          Jadwal Penelitian :
Fase
Kegiatan
Bulan
1
2
3
4
5
6
1.      Persiapan
a. penyusunan proposal
b. seminar proposal







2.      Pengumpulan Data   dan Pengolahan Data
a.   Memasuki lapangan, observasi.







b.   Menentukan fokus






c.   Tahap seleksi






d.  Menentukan tema dan analisis tema






e.   Uji keabsahan






3.      Penulisan laporan dan Bimbingan
a.   Membuat draf laporan penelitian






b.   Diskusi draf laporan






c.   Penyempurnaan laporan






4.      Ujian
a.   Ujian laporan






b.   Perbaikan laporan






5.      Penyerahan Skripsi
a.   Penggandaan laporan






b.   Penyerahan laporan











XVI.       Daftar Pustaka :
                                (Psikolinguistik. Pengantar pemahaman bahasa manusia. soenjono dardjowidjojo. 2003. Jakarta: yayasan obor Indonesia).
                                (Ad Rooijakkers, yang berjudul cara belajar di perguruan tinggi beberapa  petunjuk praktis pada halaman 17-18, ada lima cara yang diperlukan untuk membaca.2006.Jakarta: Express Port)
                             ( Muhadjir, N. 1995. Aktivitas mahasiswa  di kampus. Diakses tanggal 28 mei 2010 dari http://standards.nctm.org/document/chapter2/index.htm )
                                (Azwar,S.2005. kebiasaan-Kebiasaan Manusia. Diakses tanggal 28 mei 2010 dari http://www.assessmentinst.com/forms/article-ssesFORvOF.pdf )

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates