Jumat, 18 Maret 2011

SUPLEMEN 2


 

SUPLEMEN

2

 

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

 

Disajikan pada
Kuliah Strategi Pembelajaran Pada Prodi Sosiologi PIPS FKIP Unlam
Semester Genap 2008/2009

















FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
TAHUN 2009




PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1. Pengertian
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana warga belajar belajar dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran. Artinya belajar belum selesai jika salah satu angota kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:
-          warga belajar bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajarnya
-          kelompok dibentuk dari warga belajar yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
-          bilamana mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin berbeda
-          penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

2. Tujuan:
Menciptakan situasi dimana keberhasilan individu dipacu oleh kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran, yaitu: kemampuan akademik, penerimaan perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran kooperatif mempunyai manfaat sebagai berikut:
1)    meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
2)    meningkatkan rasa harga diri
3)    memperbaiki sikap terhadap materi, tutor dan sekolah
4)    memperbaiki kehadiran
5)    saling memahami adanya perbedaan individu
6)    mengurangi konflik antar pribadi
7)    mengurangi sikap apatis
8)    memperdalam pemahaman
9)    meningkatkan motivasi
10)     meningkatkan hasil belajar
11)     memperbesar retensi.

3. Keterampilan Kerjasama (kooperatif)
Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi warga belajar juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain: 1) Keterampilan kooperatif tingkat awal: (a) menggunakan kesepakatan, (b) menghargai kontribusi, (c) mengambil giliran dan berbagi tugas, (d) berada dalam kelompok, (e) berada dalam tugas, (f) mendorong partisipasi, (g) mengundang orang lain untuk berbicara, (h) menyelesaikan tugas pada waktunya, (i) menghormati perbedaan individu. 2). Keterampilan tingkat menengah: (a) menunjukkan penghargaan, (b) mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima, (c) mendengarkan dengan aktif, (e) membuat ringkasan, (f) menafsirkan, (g) mengatur dan mengorganisir, (h) menerima tanggung jawab, (i) mengurangi ketanggangan. 3). Keterampilan tingkat mahir: (a) mengelaborasi, (b) memeriksa dengan cermat, (c) menanyakan kebenaran, (d) menetapkan tujuan, (e) berkompromi.

4. Tahap-tahap Pembelajaran Kerjasama (kooperatif)
Pada dasarnya ada 6 langkah utama yaitu:
Fase 1. Pelajaran dimulai dengan tutor menyampaikan tujuan dan memotivasi warga belajar untuk belajar.
Fase 2. Menyajikan informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan.
Fase 3. Mengorganisasikan warga belajar ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Fase 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Fase 5. Evaluasi tentang apa yang sudah dipelajari sehingga masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6. Memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu.

5. Macam-macam Pembelajaran Kerjasama (Kooperatif)
1) Student Team Achievement Divisions (STAD)/ kelompok warga belajar berprestasi dalam tim
Adalah tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Warga belajar ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Tutor menyajikan pelajaran kemudian warga belajar bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh warga belajar dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.




2) Teams Games Tournament (TGT)/ pertandingan dalam kelompok permainan
Tipe ini telah dikembangkan De Vries dan Slavin dimana metode ini menggunakan tim heterogen, format pengajaran dan lembar kerja yang sama dengan STAD, untuk pembelajaran informasi. Untuk turnamen warga belajar dari tim yang berbeda ditempatkan dalam kelompok 3 warga belajar dengan kemampuan yang dapat dibandingkan. Dalam TGT permainan turnamen menggantikan kuis. Meskipun tim belajar bersama-sama selama enam minggu, komposisi meja turnamen berubah seminggu sekali.

3) Jigsaw
Pembelajaran ini dikembangkan oleh Aronson. Jigsaw dalam Bahasa Indonesia berarti gergaji atau zigzag dan sekarang ada tambahan 2 versi jigsaw yaitu jigsaw II dan jigsaw III. Dalam metode jigsaw ini para warga belajar ditentukan pada tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4 sampai 6 orang (materi disajikan dalam bentuk teks), dan setiap warga belajar mempunyai tanggung jawab pada masing-masing materi tersebut. Ada 2 kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Para anggota dari tim-tim berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (antar ahli) saling membantu satu sama lain, setelah dirasa sudah tercapai tujuan pembelajarannya, wakil warga belajar (ahli) itu kembali pada kelompok asalnya tentang apa yang telah dipelajarinya.
Ilustrasi kelompok jigsaw sebagai berikut:

    X    S
    Ä

    X   S
    Ä

    X   S
    Ä

    X   S
     Ä
Kelompok asal

Ä Ä Ä Ä

 

X X X X

S S S S
Kelompok ahli
Keterangan:
Di sini ada 4 kelompok dengan 4 orang anggota yang penguasaan materi berbeda-beda.

4) Investigasi Kelompok
Investigasi atau penyelidikan kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana warga belajar bekerja menggunakan inkuiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok, kemudian mempresentasikan penemuan mereka ke kelas.




5) Think Pair Share/ Berfikir Berpasangan
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Frank Lyman. Kelompok warga belajar terdiri atas 2 orang (berpasangan) yang heterogen, pertama masing-masing warga belajar harus belajar sendiri (thinking) dalam menemukan jawaban. Kemudian mereka saling bertukar pikiran atas hasil individu (pairing) yang akhirnya tutor akan memimpin diskusi bersama warga belajar antar kelompok (sharing) untuk menyimpulkan isi materi.

6) Numberel Head Together (NHT)/ Berfikir Bersama secara Penomoran
Dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) dengan melibatkan lebih banyak warga belajar dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ada 4 langkah dalam Number Head Together ini yaitu (1) tutor membagi kelompok beranggota 3-5 orang dan setiap anggota diberi nomor 1-5, (2) tutor mengajukan pertanyaan spesifik kepada warga belajar, (3) warga belajar menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu, (4) tutor memanggil nomer tertentu untuk menjawab pertanyaan dan warga belajar dengan nomer yang sama mengacungkan tangan.
Model pembelajaran ini banyak ragamnya di sini hanya diperkenalkan 6 macam yang secara ringkas perbandingannya dapat dilihat di tabel berikut.
 Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif (Ibrahim, 2000:29)


STAD
JIGSAW
KELOMPOK PENYELIDIKAN
PENDEKATAN STRUKTUR
Tujuan Kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan Sosial
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerja kelompok kerjasama
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan keterampilan sosial
Struktur Tim
Kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota
Kelompok bela-jar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok “asal” dan ke-lompok “ahli”
Kelompok belajar dengan 5-6 anggota homogen
Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anggota
Pemilihan topik pelajaran
Biasanya tutor
Biasanya tutor
Biasanya warga belajar
Biasanya tutor
Tugas utama
Warga belajar dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Warga belajar mempelajari materi dalam kelompok “ahli” kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu
Warga belajar menyelesaikan inkuiri kompleks
Warga belajar mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay
Bervariasi
Pengakuan
Lembar pengetahuan dan publikasi lain.
Publikasi lain
Lembar pengakuan dan publikasi lain
Bervariasi

6. Penyesuaian materi dan sarana pembelajaran dengan tipe-tipe kerjasama (kooperatif)
Menyediakan dan mengembangkan materi ajar yang menarik adalah penting dalam pembelajaran kooperatif karena kelompok warga belajar harus bekerja secara mandiri. Untuk itu tutor yang berpengalaman mengetahui dari pengalamannya topik mana yang paling cocok untuk pembelajaran kooperatif, seperti halnya mereka mengetahui perkiraan tingkat pengembangan mental dan minat warga belajar di dalam kelas mereka. Tutor dapat bertanya dalam hati apakah cocok materi ini untuk tipe kooperatif. Ada beberapa hal perlu dipertimbangkan, yaitu:
-          Apakah warga belajar pernah mengenal materi tersebut sebelumnya? Atau membutuhkan penjelasan panjang lebar kepada warga belajar tentang materi tersebut?
-          Apakah materi tersebut menarik?
-          Jika tutor menggunakan teks, apakah isi teks telah memberikan informasi yang cukup?
-          Untuk tipe STAD dan JIGSAW, apakah materi itu memungkinkan untuk kuis obyektif yang dapat diteskan dan diskor secara cepat?
-          Jika suatu pelajaran JIGSAW, apakah materi dapat dibagi menjadi beberapa bagian/sub topik?
-          Untuk pelajaran kelompok penyelidikan apakah tutor memiliki penguasaan yang cukup untuk memandu warga belajar?
Informasi yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif ini disampaikan dalam bentuk teks (Paket bahan ajar), Lembar Kegiatan dan Panduan Belajar. Sehingga tutor harus benar-benar menyiapkan pembelajarannya dan mengetahui bahwa pembelajaran kooperatif menyita banyak waktu di kelas daripada model pengajaran lain karena ketergantungannya pada interaksi kelompok kecil. Selain itu pengaturan tempat duduk yang sesuai untuk pembelajaran kooperatif adalah “cluster” dan “swing” karena kefleksibelannya.
Di bawah ini terdapat model pengaturan tempat model cluster dan swing.
Gambar 1. Model tempat duduk cluster dengan 4 & 6 anggota
               
Gambar 2. Model tempat duduk swing
Penggunaan model swing untuk pengaturan tempat duduk lebih memungkinkan dilakukan karena model swing yang artinya mengubah dapat dengan mudah dirubah-rubah dari pembelajaran langsung misalnya ke pembelajaran kooperatif dan juga memungkinkan tutor menjaga kontak mata dengan seluruh warga belajar dan ruang kelas tampak longgar.
Jika warga belajar belum memiliki pengalaman sebelumnya tentang pembelajaran kooperatif maka tutor harus mengenalkan struktur tugas, tujuan dan hadiah yang unik dalam pembelajaran kooperatif. Untuk mengenalkan struktur tugas dan tujuan kepada warga belajar yang belum berpengalaman dengan meluangkan waktu khusus untuk menjelaskan model ini dan melatih mereka keterampilan-keterampilan prasyarat. Pertama kali dilakukan model ini, warga belajar tampak bingung dan pembelajaran belum tampak hasil yang maksimal. Untuk terselenggaranya pembelajaran kooperatif sebaiknya tutor sudah membuat sebuah rencana pembelajaran yang mencerminkan model-model kooperatif dalam subtopik tentang pelaksanaan pembelajaran termasuk tentang batas waktu warga belajar menyelesaikan tugas, jadwal pelaksanaan kuis (STAD/JIGSAW), jadwal presentasi kelas, prosedur pemberian nilai untuk penghargaan individu dan kelompok, dan pengaturan tempat juga perlu dipertimbangkan.





7. Pemberian nilai dan evaluasi untuk pembelajaran kerjasama (kooperatif)
Untuk STAD dan JIGSAW, tutor meminta warga belajar menjawab kuis tentang bahan pembelajaran. Jenis tesnya adalah obyektif “paper and pencil” sehingga butir-butir itu dapat diskor di kelas dan segera diberikan setelah kuis berjalan. Skor ini diberikan untuk kelompok dan individu. Caranya dengan menghitung skor dasar (berdasarkan kuis yang lalu), menghitung skor kuis terkini dan menghitung skor perkembangan.
Tipe pembelajaran kooperatif kelompok penyelidikan tidak mengenal sistem skor. Laporan atau presentasi kelompok dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk evaluasi dan warga belajar hendaknya diberikan peghargaan dua-duanya, individual dan hasil kolektif.
Pengakuan terhadap upaya dan hasil belajar warga belajar dalam pembelajaran kooperatif dilakukan dengan mengumumkan nilai di depan kelas per kelompok untuk tipe STAD dan JIGSAW. Tetapi untuk mengurangi kecenderungan persaingan antar tim maka dibuat suatu kriteria yang ditetapkan sebelumnya dan pemberian pengakuan tim-tim yang berhasil didasarkan atas kriteria tersebut.

8. Tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran Kerjasama (Kooperatif)

8.1 Model Pembelajaran STAD
a. Persiapan Materi & Penetapan Warga belajar Dalam Kelompok
Sebelum menyajikan harus menyiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari warga belajar dalam kelompok-kelompok kooperatif.
Kemudian penetapan warga belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dilakukan dengan heterogenitas dapat berdasar pada:
-    kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah) yang didapat dari hsial akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian ini harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari warga belajar dengan tingkat prestasi seimbang.
-    Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan, bawaan sifat (pendiam & aktif) dan lain-lain.

b. Penyajian Materi Pelajaran, ditekankan pada hal-hal berikut:
1) Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari warga belajar dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu warga belajar tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.
2) Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari warga belajar dalam kelomok, di sini warga belajar belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-pertanyaan diberikan sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman warga belajar dan jawaban warga belajar harus diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika warga belajar telah memahami konsep maka dapat beralih ke konsep lain.
3) Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh warga belajar mengerjakan soal, memanggil warga belajar secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar warga belajar selalu siap, dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.

c. Kegiatan Kelompok
Tutor membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari warga belajar. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Tutor memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mereviu konsen dan menjawab pertanyaan.

d. Evaluasi
Dilakukan selama 45-60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah warga belajar pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

e. Penghargaan Kelompok
Dari hasil nilai perkembangan maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.

f. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3-4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal warga belajar yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar warga belajar dapat bekerja dengan teman yang lain.

8.2 Model Pembelajaran TGT
Model ini sebenarnya sama dengan STAD hanya kuis tidak dilakukan di TGT tetapi menggunakan sistem nilai dari peningkatan individu. TGT menggunakan turnamen akademik sehingga warga belajar bersaing sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang sama dalam kemampuan akademik sebelumnya.
a. Persiapan Materi dan Pembentukan Tim
Materi dibuat dalam seperangkat kartu bernomer 1-30 untuk masing-masing 3 warga belajar dalam kelas anda. Langkah-langkah pembentukan tim dapat dengan keseimbangan tim yaitu warga belajar yang telah dirangking dalam lembar daftar warga belajar dari atas kebawah digunakan untuk membentuk tim. Jumlah tim dapat diputuskan sendiri dengan jumlah anggota 4-6 warga belajar. Tim awal di sini beranggotakan warga belajar-warga belajar yang heterogen dari berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kemudian setelah berkarya dalam kelompok tim awal bagilah warga belajar-warga belajar dengan urutan rangking ke meja-meja turnamen. Sebagai misal 3 warga belajar urutan pertama pada meja 1, 3 warga belajar urutan berikut pada meja 2 dan seterusnya. Ingat lembar rangkuman tim harus dibuat yang berisi nama-nama warga belajar pada setiap tim dengan nomer-nomer mejanya. Sebaiknya meja-meja diacak sehingga warga belajar tidak tahu secara tepat bagaimana meja-meja itu ditentukan.
Tutor harus membuat “jadual aktivitas” yang dijelaskan sebelum memulai model TGT. Katakan bahwa selama beberapa minggu, mereka akan melakukan permainan akademik dan tim yang bernilai tinggi akan menerima penghargaan. Tim akan bekerja dahulu secara kelompok/ kelompok awal (warga belajar boleh bebas memilih nama tim). Kemudian melakukan turnamen dalam suatu waktu dimana satu anggota tim turnamen mempunyai kemampuan akademik yang setara, di sini akan terjadi persaingan pada meja turnamen.

b. Jadual Aktivitas
Detail dari jadual aktivitas sebagai berikut:
(1) Pengajaran
Waktu: 1-2 jam pelajaran
Tujuan utama: mempresentasikan pelajaran; Materi yang dibutuhkan: rencana pelajaran anda.
Presentasi mencakup pembukaan, pengembangan dan kemampuan latihan dengan bimbingan dari keseluruhan pelajaran, aktivitas tim dan kuis dalam latihan mandiri/bebas dan evaluasi.

Pembukaan

- Timbulkan rasa ingin tahu dengan demonstrasi menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata atau cara lain.
- Menyuruh warga belajar untuk menemukan konsep tersebut.

Pengembangan

- Berpeganglah pada tujuan, pusatkan pada arti makna bukan hafalan, demonstrasikan secara aktif konsep atau keterampilan menggunakan bantuan visual, manipulasi dan contoh. Sering-sering mengevaluasi pemahaman warga belajar dan jelaskan jawaban salah atau benar. Lanjutkan konsep berikut jika warga belajar telah menangkap maknanya.

Latihan terpimpin/dengan bimbingan

- Mintalah semua warga belajar mengerjakan soal kemudian panggil warga belajar secara acak dan berikan mereka jawaban salah atau benar.

(2) Kerja Tim
Waktu: 1-2 jam pelajaran
Tujuan utama: warga belajar mempelajari lembar kerja dalam tim
Materi yang dibutuhkan: 2 lembar kegiatan untuk setiap tim
                                         2 lembar jawaban untuk setiap tim.
Di sini anggota tim harus menguasai materi dan membantu teman satu tim mereka untuk menguasai materi tersebut. Selama mengerjakan lembar kegiatan yang hanya 2 lembar pada setiap tim mereka harus bekerjasama dengan anggota. Jika warga belajar menginginkan lembaran kegiatan lebih dari 2 maka tutor dapat menyediakan. Bekerja dalam tim mempunyai aturan khusus yang harus diumumkan kepada warga belajar yaitu:
1.    warga belajar mempunyai tanggung jawab atas teman satu tim mereka dalam penguasaan materi
2.    tidak akan selesai belajar jika seluruh anggota belum menguasai materi, lembar kegiatan bukan hanya untuk diisi tetapi sebagai evaluasi diri
3.    mereka harus bertanya pada teman sebelum ke tutor pada saat kerjasama
4.    sesama anggota boleh saling berbicara perlahan.
Tutor pada saat kerja tim melakukan aktivitas berkeliling dalam kelas, memuji, duduk dalam tim untuk mendengarkan dan tutor belum melakukan umpan balik.

(3) Turnamen
Waktu: 1 jam
Tujuan utama: persaingan meja turnamen dengan 3 anggota yang berkemampuan sama/homogen
Materi yang dibutuhkan:
-      lembar tugas yang diisi salinan lembar jawaban dan lembar permainan
-      1 pak kartu bernomer yang berkorespon dengan jumlah pertanyaan pada lembar permainan untuk masing-masing meja turnamen.
Panggil warga belajar sesuai urutan yang sudah dibuat tutor untuk memindahkan bangku atau pergi ke meja turnamen juga membantu membagikan 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 lembar kartu bernomer dan 1 lembar penilaian.

Prosedur permainan

-       Warga belajar dengan anggota setara berkumpul pada meja turnamen dan membagi 2 sisi yaitu kiri dan kanan. Sisi kiri sebagai pembaca kartu (mengocok, mengambil & membaca kartu) dan sisi kanan yang akan menjawab.
-  Jika jawaban pertanyaan benar maka kartu diambil penjawab untuk diberi nilai. Jika jawaban pertanyaan salah atau berbeda maka penantang dari sisi kiri bisa mencetuskan jawabannya tetapi jika ternyata jawabannya tidak benar maka ia harus rela mengeluarkan kartu/poin nilainya. Jika penantang memberikan jawaban ½ salah maka harus mengembalikan kartu pada paknya. Ingat pada saat pertanyaan dibacakan seluruh warga belajar harus menyiapkan jawabannya agar mereka siap untuk menantang.
-  Setelah semua warga belajar menjadi pembaca (pada sisi kiri) atau penjawab (pada sisi kanan) yang bergerak searah jarum jam maka berganti posisi pembaca menjadi penjawab dan sebaliknya (Babak ke 2).
- Ketika permainan berakhir, pemain mencatat kartu yang dimenangkan pada lembar nilai.
Aktivitas tutor saat turnamen adalah berjalan dari kelompok yang satu ke yang lain untuk menjawab pertanyaan dan menyakinkan bahwa setiap warga belajar harus bersifat sportif.

(4) Penghargaan Tim
Tujuan utama: menghitung nilai tim dan menyiapkan sertifikat atau penghargaan lain
Menghitung nilai tim dengan memeriksa poin turnamen warga belajar lalu memindahkan ke dalam rangkuman nilai untuk timnya kemudian buatlah 3 katagori penghargaan dengan point terentu sebaggai misal 60 point (tim baik), 65 (tim hebat) dan 70 (tim super).

8.3. Model Pembelajaran JIGSAW
Model ini mempunyai 2 kelompok warga belajar yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Materi dibagi pada kelompok asal dan anggota dari kelompok asal yang mempunyai topik yang sama akan berkumpul untuk diskusi (kelompok ahli). Setelah itu mereka (kelompok ahli) kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan tentang apa yang mereka pelajari sebelumnya.

Rencana Pelaksanaan Kooperatif tipe JIGSAW

1. Membaca topik yang telah ditentukan tutor
Waktu: 15 menit
Pada saat ini berada pada kelompok asal yang beranggotakan 4-6 warga belajar heterogen. Sebaiknya 1 topik untuk 2/3 warga belajar agar menghindari kesalahan pemahaman materi.
2. Diskusi kelompok ahli
Waktu: 20 menit
Pada saat ini anggota kelompok asal dengan topik yang sama berdiskusi saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk materi tersebut. Tutor pada saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat pemahaman warga belajar.
3. Laporan kelompok (Kelompok asal)
Waktu: 20 menit
Warga belajar kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan untuk menyampaikan topik kepada anggota kelompoknya.
Tutor harus menekankan bahwa warga belajar harus bertanggung jawab pada rekan sekelompoknya. Secara bergiliran warga belajar menyampaikan materi dan anggota harus berusaha memahami jika perlu warga belajar memberikan beberapa pertanyaan untuk menguji rekan satu timnya.
4. Tes/Kuis
Waktu: 20 menit
Seluruh warga belajar melakukan tes/kuis dan tutor mengoreksi secara cepat. Jika nilai kuis sudah didapatkan maka diperhitungkan dalam skor perkembangan. Contoh skor perkembangan.
Perhitungan skor perkembangan sebagai berikut:
Skor tes/kuis individu
Skor point
Nama
Skor kuis
Skor perkembangan
Lebih dari 10 point di bawah skor awal
5
Sita
85
5
10 poin – 1 poin di bawah skor awal
10
Wini
95
10
Skor dasar – 10 poin di atas skor awal
20
Nita
75
20
Lebih dari 10 skor awal
30
Budi
70
30
Nilai sempurna
(tidak berdasar skor awal)
30
Lili
90
30

8.4 Model Pembelajaran Think Pair Share
Rencana pelaksanaan model think pair share adalah:
1) Persiapan materi dan pengelompokan warga belajar
Sebagai sarana pembelajaran, perlu disiapkan bahan ajar, lembar kegiatan dan evaluasi akhir dari masing-masing individu. Isi materi harus benar-benar telah mewakili tujuan dan menarik untuk dibaca.
Warga belajar dikelompokkan secara heterogen berdua-dua (berpasangan) dapat dengan hasil ujian lalu, jenis kelamin, ras, dll. Pertama kali warga belajar harus dijelaskan aturan main dan batasan waktu setiap tahap kegiatan.
2) Pendahuluan dalam pengajaran
Tutor memotivasi warga belajar untuk membaca materi dengan cara menjelaskan beberapa bagian yang menarik secara demonstrasi atau menghubungkan dengan materi yang lalu. Kemudian tutor menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Warga belajar diminta untuk berpasangan dan memberitahukan alokasi waktu yang dibutuhkan.
3) Tahap I Thinking
Waktu: 20 menit
Masing-masing warga belajar diminta untuk membaca dan memahami materi secara sendiri-sendiri, di sini tidak ada suara sedikitpun. Kemudian warga belajar dengan diberi kode tutor memulai mengerjakan lembar kegiatan dengan menggunakan pensil agar mudah dihapus.
4) Tahap II Pairing
Warga belajar yang telah mengerjakan soal-soal mulai berdiskusi (tanya-jawab) secara berpasangan mengenai jawaban masing-masing soal. Di sini warga belajar dilatih untuk mendengarkan dan mengutarakan pendapat temannya.
5) Tahap III Sharing
Seluruh pasangan dengan dipandu tutor untuk berbagi pendapat kepada seluruh warga belajar di kelas. Hal ini dilakukan secara bergiliran dari pasangan ke pasangan yang lain.
6) Tahap Penghargaan
Pada tahap penghargaan, warga belajar dinilai berdasarkan nilai individu dan kelompok cara penilaian dapat lebih bervariasi (dalam bentuk formatif atau subsumatif).

8.5 Model Pembelajaran Numberel Head Together
Tahap pelaksanaan menurut terdapat 4 tahap yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan menjawab, tetapi sebelumnya tutor perlu melakukan persiapan materi dan pengembangannya. Selain itu tutor sudah mempunyai lembaran pembagian warga belajar yang beranggotakan 3-5 orang yang heterogen. Cara ini dapat dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tutor yang lebih merangsang warga belajar untuk menjawab.
Rencana Pelaksanaan
1. Penomoran
Tutor membagi warga belajar kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.
2. Mengajukan pertanyaan
Tutor mengajukan pertanyaan kepada warga belajar. Pertanyaan dapat bervariasi.
3. Berpikir bersama
Warga belajar menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya untuk mengetahui jawabannya.
4. Menjawab
Tutor memanggil suatu nomor tertentu, kemudian warga belajar yang nomernya sama harus mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
 

DAFTAR PUSTAKA
Arend, 2000. Classroom Instruction and Management, Mc.Graw Hill.
Blosser, P.E. 1992. Using Cooperative Learning in Science Education.  Htttp: //ericse org. CSMEC Buletin 92-1. htm.
CEC (Cambridge Education Consultant), 2002. Kumpulan Sumber Kerja untuk Pelatihan Guru: Dengan Penekanan khusus pada Metode dan Pendekatan Mengajar, Jakarta: CEC.
Ibrahim dkk, 2000, Pembelajaran Kooperatif, UNESA.
Lundgren, L. 1994, Cooperative Learning. New York: Glancoe McGraw Hill.
Slavin, R. 1997. Educational Phsychology Theory and Practice. Boston: Allyn Bacon.
Tim Urge, 2000, Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif, Program Pasca Sarjana UNESA

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates